Ahmad Shabery Cheek | |
---|---|
احمد صبري چئ | |
![]() | |
Menteri Pertanian dan Agroindustri Malaysia | |
Masa jabatan 29 Juli 2015 – 9 Mei 2018 | |
Perdana Menteri | Najib Razak |
Wakil |
|
Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia | |
Masa jabatan 16 Mei 2013 – 29 Juli 2015 | |
Perdana Menteri | Najib Razak |
Wakil | Jailani Johari |
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia | |
Masa jabatan 10 April 2009 – 15 Mei 2013 | |
Perdana Menteri | Najib Razak |
Wakil |
|
Menteri Penerangan Malaysia | |
Masa jabatan 19 Maret 2008 – 9 April 2009 | |
Perdana Menteri | Abdullah Ahmad Badawi |
Wakil | Tan Lian Hoe |
Anggota Parlemen Malaysia dapil Kemaman, Terengganu | |
Masa jabatan 21 Maret 2004 – 9 Mei 2018 | |
Mayoritas | 15,882 (2004) 12,683 (2008) 12,306 (2013) |
Informasi pribadi | |
Lahir | Ahmad Shabery bin Cheek 10 Desember 1958 Kemaman, Terengganu, Federasi Malaya |
Partai politik |
|
Afiliasi politik lainnya | Barisan Nasional (BN) (sampai 1989, sejak 1996) Angkatan Perpaduan Ummah (APU) (1990–1996) Gagasan Rakyat (GR) (1990–1996) Muafakat Nasional (MN) (2019–2022) Perikatan Nasional (PN) (2020–2022) (afiliasi politik) Pakatan Harapan (PH) (sejak 2022) (afiliasi politik) |
Suami/istri | Che Sharifah Ismail |
Almamater | Universitas Malaya Sarjana ekonomi Universitas Leeds Magister ilmu politik |
Pekerjaan |
|
![]() ![]() |
Dato' Sri Ahmad Shabery bin Cheek (Jawi: احمد صبري بن چئ; lahir 10 Desember 1958) adalah seorang dosen, ekonom, dan politikus asal Malaysia yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian dan Agroindustri ketika perombakan kabinet pada 29 Juli 2015, menyusul beberapa anggota Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu yang digantung keanggotannya, seperti Muhyiddin Yassin dan Shafie Apdal yang membuat beberapa kursi menteri kosong. Ia pernah menjadi anggota parlemen untuk daerah pemilihan Kemaman, Terengganu, selama tiga periode, sebelum akhirnya dikalahkan oleh calon dari Partai Islam Se-Malaysia pada Pemilu Legislatif 2018.[1]
Bersama dengan Tengku Razaleigh Hamzah dan beberapa anggota UMNO lain mendirikan Partai Melayu Semangat 46 sebagai bentuk perlawanan terhadap pemimpinnya saat itu, Mahathir Mohamad. Ketika itu, UMNO terbagi atas dua kubu, diantaranya Kubu A yang dipimpin oleh Mahathir dan Kubu B memihak kepada Tengku Razaleigh. Ia sempat mengajukan pencalonan legislatif di Kemaman atas tiket Semangat 46, namun gagal memperoleh kursi. Begitu pula di Lipis pada 1995, ia kembali dikalahkan oleh calon Barisan Nasional.