Imam Aḥmad al-Muhājir | |
---|---|
Nama asal | أحمد |
Lahir | Aḥmad 873 M Basra, Irak |
Meninggal | 956 (umur 82–83) al-Husaisah, Yaman |
Makam | al-Husaisah, Yaman |
Kebangsaan | Arab |
Nama lain | Ibnu Isa |
Pekerjaan | Ulama, guru |
Zaman | Zaman Keemasan Islam (Pertengahan Abbasiyah) |
Dikenal atas | Nenek moyang dari Alawiyyin |
Anak |
|
Orang tua |
|
Nama Arab | |
Pribadi (Ism) | Aḥmad |
Patronimik (Nasab) | Aḥmad al-Muhājir bin ʿĪsā ar-Rūmī bin Muḥammad an-Naqīb bin ʿAlī al-ʿUraiḍī bin Jaʿfar aṣ-Ṣādiq bin Muḥammad al-Bāqir bin ʿAlī Zain al-ʿĀbidīn bin al-Ḥusain bin ʿAlī bin Abī Ṭālib |
Teknonim (Kunyah) | Abu Muḥammad |
Julukan (Laqab) | al-Muhājir (terj. har. 'imigran') |
Ahmad al-Muhajir (bahasa Arab: أحمد المهاجر, Aḥmad al-Muhājir, pelafalan dalam bahasa Arab: [ɑhmɑd ɑl muhɑːdʒiɽ]; 260–345 H atau ca 873–956 M)[1] juga dikenal sebagai al-Imām Aḥmad bin ʿĪsā adalah seorang Imam, Mujtahid, dan diklaim sebagai nenek moyang klan Ba 'Alwi dan al-Qabiji[sumber mendukung?] yang kemudian menyebar ke India, Asia Tenggara dan Afrika Utara. Dia adalah salah satu keturunan Ali al-Uraidi,[2] yang merupakan anak keempat dari Ja'far ash-Shadiq, generasi kelima keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah, putri nabi Islam Muhammad. Dia juga dikenal sebagai teman baik Bisyr al-Ḥāfī.