Aksi 9 September 1796 | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Revolusi Prancis | |||||||
Peta Hindia Timur. Lokasi pertempuran ditandai dengan warna merah | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Prancis | Britania Raya | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Laksamana Muda Pierre César Charles de Sercey | Kapten Richard Lucas | ||||||
Kekuatan | |||||||
fregat Prudente, Cybèle, Vertu, Régénérée, Forte, dan Seine | HMS Arrogant dan HMS Victorious | ||||||
Korban | |||||||
42 tewas, 104 terluka | 24 tewas, 84 terluka |
05°38′N 95°47′E / 5.633°N 95.783°E
Aksi 9 September 1796 adalah suatu pertempuran laut minor yang berakhir mengambang antara Angkatan Laut Prancis kecil dan skuadron Angkatan Laut Britania Raya di lepas pantai timur laut Sumatra, dekat Banda Aceh, semasa Perang Revolusi Prancis. Skuadron Prancis terdiri dari enam fregat yang terlibat dalam operasi perampasan niaga terhadap jalur perdagangan Britania yang melintasi daerah-daerah taklukan Hindia Belanda, dan merupakan ancaman besar bagi pasukan angkatan laut Britania yang melemah di kawasan tersebut. Pasukan Britania terdiri dari dua ship of the line 74 meriam yang dipasangkan dengan tergesa-gesa untuk melawan pergerakan skuadron Prancis ke arah timur.
Skuadron Prancis, yang dikomando oleh Laksamana Muda Pierre César Charles de Sercey, telah meninggalkan pangkalan mereka di Île de France pada bulan Juli, berlayar dekat Sri Lanka dan Tranquebar sebelum berlayar ke arah timur. Gerakan mereka sejauh itu tidak dilawan karena pasukan Britania di Hindia Timur terkonsentrasi di Kota Simon di barat dan Malaka di timur. Setelah menyerang pengapalan di Banda Aceh tanggal 1 September, skuadron tersebut berlayar ke timur untuk menyerang Penang. Pada tanggal 8 September, ketika Prancis memindahkan perbekalan dari sebuah kapal dagang Britania yang ditawan di timur Banda Aceh, dua kapal layar besar terlihat. Mereka adalah HMS Arrogant dan HMS Victorious, dikirim untuk mengusir Prancis sebelum mereka dapat menyerang pelayaran dan pelabuhan Brtiania yang tersebar di kawasan tersebut.
Meskipun kapal-kapal Britania secara substansial lebih besar daripada kapal Prancis mana pun, kapal-kapal fregat lebih banyak dan lebih mudah bermanuver. Tidak ada pihak yang mampu melakukan kerusakan signifikan dalam pertempuran, sehingga masing-masing berusaha mengusir yang lain daripada meraih kemenangan langsung. Pada tanggal 9 September, fregat Sercey membentuk sebuah garis pertempuran, berhasil melawan mula-mula Arrogant dan kemudian Victorious dan menimbulkan kerusakan pada masing-masing sekaligus mencegah mereka saling mendukung. Fregat Prancis, khususnya Vertu dan Seine, juga mengalami kerusakan dan sampai menjelang siang kedua belah pihak menarik diri, Britania mundur ke Madras untuk perbaikan sementara Sercey berlabuh di Pulau Raja di Kepulauan Mergui, yang akhirnya berlindung di Batavia.