Aktivisme media adalah kategori aktivisme yang luas yang memanfaatkan media dan teknologi komunikasi untuk gerakan sosial dan gerakan politik. Metode aktivisme media termasuk menerbitkan berita di situs web, membuat konten investigasi, menyebarkan informasi tentang protes, hingga mengatur kampanye. Aktivisme media digunakan untuk berbagai macam tujuan. Media sosial sering kali menjadi alat bagi para aktivis akar rumput dan anarkis untuk menyebarkan informasi yang tidak tersedia di media arus utama atau untuk membagikan berita yang disensor.[1] Bentuk-bentuk tertentu dari peretasan bermotif politik dan kampanye berbasis internet juga dianggap sebagai aktivisme media. Biasanya, tujuan aktivisme media adalah untuk menyebarkan kesadaran melalui komunikasi media yang terkadang mengarah pada tindakan.[2]
Aktivisme media memberi kelompok-kelompok marginal kemampuan untuk menyuarakan pendapat mereka dan berorganisasi dalam kelompok yang lebih besar.[3] Selain komunitas marginal, aktivisme media memungkinkan generasi muda untuk bersuara dalam situasi ketika secara hukum mereka tidak dapat melakukannya — misalnya ketika mereka belum memiliki hak pilih[4]