Albatros | |
---|---|
Albatros ekor pendek (Phoebastria albatrus) | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Procellariiformes |
Famili: | Diomedeidae G.R. Gray 1840[1] |
Genus | |
Penyebaran populasi (merah) |
Albatros, dari keluarga Diomedeidae, adalah burung laut besar dalam ordo Procellariiformes [2] yang merupakan satu kelompok dengan Procellariidae, Petrel badai dan Petrel penyelam. Burung ini ditemukan secara luas di Samudra Antarktika dan Pasifik Utara. Burung ini tidak terdapat di Atlantik Utara, meskipun temuan fosil membuktikan bahwa burung ini dahulu pernah ada di sana. Burung albatros termasuk burung terbang yang paling besar, dan burung albatros besar (genus Diomedea) memiliki panjang sayap yang paling besar melebihi burung lainnya.
Burung albatros sangat efisien di udara, dengan menggunakan teknik terbang melayang dan terbang membumbung untuk dapat terbang pada jarak yang sangat jauh dengan tenaga yang sedikit. Burung ini memakan cumi-cumi, ikan, dan udang, dengan cara memakan hewan yang terdampar, berburu di permukaan air, dan menyelam.
Albatros merupakan burung yang tinggal dalam koloni, memiliki kebiasaan membuat sarang di pulau terpencil di tengah samudra, kadang bercampur dengan beberapa spesies. Burung ini memiliki kebiasaan monogami dengan mempertahankan pasangan seumur hidupnya. Musim berbiak dapat memakan waktu lebih dari satu tahun mulai dari bertelur, dengan satu butir telur untuk satu musim berbiak. Seekor albatros laysan yang diberi nama "Wisdom" yang ditemukan di Kepulauan Midway dianggap sebagai burung liar berumur paling tua di dunia. Burung ini pertama kali ditandai pada tahun 1956 oleh Chandler Robbins.[3]
Dari 21 spesies albatros yang diakui oleh IUCN, 19 telah dikategorikan sebagai terancam punah. Jumlah albatros telah menurun pada masa lalu karena perburuan bulu, tetapi saat ini albatros terancam oleh spesies pendatang, seperti tikus atau kucing liar yang memangsa telur burung, anak burung; oleh polusi; dengan adanya penurunan jumlah ikan di beberapa daerah terutama karena penangkapan ikan yang berlebihan, dan kegiatan merawai. Merawai menjadi ancaman terbesar, karena burung yang mencari makan tertarik pada umpan pancing yang akhirnya terkait dan mati. Para pemangku jabatan seperti pemerintah, organisasi konservasi dan industri perikanan sedang melakukan upaya untuk mengurangi jumlah burung yang tanpa sengaja tertangkap.