Artikel ini mungkin terdampak dengan peristiwa terkini: Invasi Rusia ke Ukraina 2022. Informasi di halaman ini bisa berubah setiap saat. |
Aleksandr Grigoryevich Lukashenko (Belarus: Алякса́ндар Рыго́равіч Лукашэ́нка, Alyaksandar Ryhoravič Lukašenka/Alyaksandar Ryhoravich Lukashenka; Rusia: Алекса́ндр Григо́рьевич Лукаше́нко, Aleksandr Grigoryevich Lukashenko; lahir 30 Agustus 1954) adalah Presiden Belarus sejak Juli 1994.[1] Ia merupakan presiden dengan masa jabatan terlama di Eropa.
Ia pertama kali dipilih pada 1994. Pemerintahannya terkenal otoriter dan kontroversial. Pendukungnya menganggap kebijakannya telah menyelamatkan Belarus dari akibat-akibat terburuk dari kapitalisme pasca-Uni Soviet, sementara lawan politiknya, baik di dalam dan di luar negeri, menganggapnya sebagai "diktator terakhir di Eropa" . Kebijakan dalam dan luar negeri Lukashenko telah membuat Belarus dilarang bergabung dengan Dewan Eropa, serta menciptakan ketegangan dengan negara-negara anggota Uni Eropa dan NATO.
Isolasi dari beberapa negara Barat telah meningkatkan ketergantungannya pada Rusia, yang telah menjalin hubungan dekat dengan Lukashenko meskipun ada beberapa ketidaksepakatan terkait perdagangan. Hal ini terutama terjadi setelah Vladimir Putin naik ke tampuk kekuasaan, menggantikan presiden reformis Boris Yeltsin. Lukashenko memainkan peran penting dalam menciptakan Negara Kesatuan Rusia dan Belarus, yang memungkinkan warga Belarus dan Rusia untuk bepergian, bekerja, dan belajar dengan bebas di antara kedua negara. Dia juga dilaporkan memainkan peran penting dalam menengahi kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan Grup Wagner Rusia pada tahun 2023, yang memungkinkan beberapa tentara Grup Wagner masuk ke Belarus.