Ali Iskandar dari Johor

Ali Iskandar Shah
Sultan Johor
Sultan Ali Iskandar Shah I Johor
Sultan Johor
Berkuasa1835 – 1855
PendahuluHussain Syah I
PenerusAbu Bakar
Sultan Muar
Berkuasa1855–1877
Kelahiran1824
Singapura, Negeri-Negeri Selat
Kematian21 Jun 1877 Juni 1877 (umur 52–53)[1]
Umbai, Malaka, Malaya Inggris
Pemakaman
Pasangan
  • Tengku Ngah
  • Daeng Siti
  • Cik Serimbuk
Keturunan
  • Sultan Allauddin Alam Shah
  • Tengku Mahmud Putra
  • Tengku Mansur Putra
  • Tengku Putih Abdullah
  • Tengku zairah
  • Tengku Sulong
  • Tengku Sambak
  • Tengku Cik Fatima
  • Tengku Mariam
  • Tengku Sharifah Tengku Aizzhia
[2]
Nama lengkap
Sultan Ali Iskandar Shah ibni Sultan Hussein Muazzam Shah Almarhum[a]
Wangsawangsa Bendahara
AyahHussein Shah
IbuTengku Perbu[4]
AgamaSunni Islam

Sultan Ali Iskandar Shah I ibni Sultan Ahmad Hussain Muazzam Shah I[5] (bahasa Melayu: سلطان علي اسکندر شاه اول ابن المرحوم سلطان احمد حسين معظم شاه اول) adalah Sultan Johor ke-20,[6] yang menggantikan ayahnya, Sultan Hussein Shah setelah ayahnya meninggal karena sebab alamiah pada tahun 1835.

Selama dua puluh tahun berikutnya, klaim Sultan Ali sebagai Sultan Johor hanya diakui oleh beberapa pedagang dan beberapa orang Melayu. Seperti ayahnya, Sultan Ali adalah seorang raja boneka dan memainkan peran minimal dalam urusan administrasi negara, yang berada di bawah tanggung jawab Temenggong dan Inggris. Pada tahun 1855, Sultan Ali menyerahkan hak kedaulatan Johor (kecuali Kesang di Muar) kepada Temenggong Daeng Ibrahim,[7] sebagai imbalan atas pengakuan resmi sebagai "Sultan Johor" oleh Inggris dan tunjangan bulanan. Setelah pemisahan Johor, Sultan Ali diberikan tanggung jawab administratif atas Muar sampai kematiannya pada tahun 1877, dan dalam sebagian besar urusan administratif, sering disebut sebagai "Sultan Muar".[8]

  1. ^ Winstedt, A History of Johore (1365–1941), p. 128
  2. ^ Ghazali, Istana dan politik Johor, 1835-1885, p.70
  3. ^ Islamic Names: An Introduction, Schimmel, p. 59
  4. ^ Ali, Hooker, Andaya, The Precious Gift: Tuhfat Al-nafis, pp. 394, 411
  5. ^ Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society (1937), p. 93
  6. ^ Sejarah Kesultanan Negeri Johor[pranala nonaktif permanen], Laman Web Rasmi Pejabat Daerah Kota Tinggi (Official Web Portal of Kota tinggi district), retrieved 12 March 2009
  7. ^ The Numismatic Circular (1970), pp. 47, 87
  8. ^ Burns, Wilkinson, Papers on Malay Subjects, p.72 In the end they signed the treaty of AD 1855. They gave Tengku Ali the district of Muar to govern as Sultan of Muar; and they agreed to pay him and his...


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan


From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne