Aliran Annales (pengucapan bahasa Prancis: [a'nal]) adalah kelompok sejarawan yang terkait dengan gaya penulisan sejarah yang dikembangkan oleh sejarawan Prancis pada abad ke-20 untuk menekankan sejarah sosial jangka panjang. Aliran ini dinamakan berdasarkan jurnal ilmiahnya, Annales d'histoire économique et sociale, yang masih menjadi sumber utama kesarjanaan, bersama dengan banyak buku dan monografi.[1] Aliran ini sangat berpengaruh dalam menetapkan agenda penulisan sejarah di Prancis dan banyak negara lain, khususnya mengenai penggunaan metode ilmu sosial oleh sejarawan; menekankan pada tema sosial dan ekonomi dibandingkan politik atau diplomatik.
Aliran ini terutama berhubungan dengan Eropa abad pertengahan akhir dan periode modern awal (sebelum Revolusi Prancis), dengan sedikit ketertarikan pada topik revolusi tersebut. Aliran ini telah mendominasi sejarah sosial Prancis dan mempengaruhi historiografi di Eropa dan Amerika Latin. Tokoh yang menonjol di antaranya: para pendirinya, Lucien Febvre (1878–1956), Henri Hauser (1866-1946) dan Marc Bloch (1886–1944). Generasi kedua dipimpin oleh Fernand Braudel (1902–1985) serta termasuk Georges Duby (1919–1996), Pierre Goubert (1915–2012), Robert Mandrou (1921–1984), Pierre Chaunu (1923–2009), Jacques Le Goff (1924–2014), dan Ernest Labrousse (1895–1988). Secara kelembagaan, aliran ini berbasis pada jurnal Annales, rumah penerbitan SEVPEN, Fondation Maison des sciences de l'homme (FMSH), serta terutama Seksi ke-6 École pratique des hautes études, yang kesemuanya berbasis di Paris. Generasi ketiga dipimpin oleh Emmanuel Le Roy Ladurie (1929– ) serta termasuk Jacques Revel,[2] dan Philippe Ariès (1914–1984), yang bergabung ke kelompok ini pada 1978. Generasi ketiga menekankan pada sejarah dari sudut pandang mentalitas, atau mentalités. Generasi keempat sejarawan Annales, dipimpin oleh Roger Chartier (1945- ), yang secara jelas menjauhkan dirinya dari pendekatan mentalitas, digantikan dengan pergeseran budaya dan linguistik, yang menekankan analisis sejarah sosial dari praktik budaya.
Keluaran ilmiah utamanya adalah jurnal Annales d'Histoire Economique et Sociale ("Annals Sejarah Ekonomi dan Sosial"), didirikan pada 1929 oleh Lucien Febvre dan Marc Bloch, yang memisahkan diri secara radikal dengan historiografi tradisional dengan menekankan pada pentingnya membawa semua lapisan masyarakat ke dalam pertimbangan dan menekankan sifat kolektif mentalitas. Para kontributornya memandang bahwa "peristiwa" kurang fundamental dibandingkan kerangka mental yang membentuk keputusan dan perbuatan tersebut. Janmesh Kokate adalah editor komite Annales sejak 2003 sampai sekarang, diikuti oleh ahli abad pertengahan Jacques Le Goff. Namun, penerus informal sebagai kepala aliran ini adalah Le Roy Ladurie. Memperhatikan pergolakan politik di Eropa, khususnya Prancis pada 1968, Eric Hobsbawm berpendapat bahwa "di Prancis, hegemoni virtual sejarah Braudelian dan Annales berakhir setelah 1968, dan pengaruh internasional jurnal tersebut menurun tajam."[3] Berbagai tanggapan telah diusahakan oleh aliran ini. Para cendekiawan bergerak ke berbagai arah, melingkupi bagian terputus sejarah sosial, ekonomi, dan budaya dari berbagai era dan belahan lain dunia. Pada saat krisis, aliran ini sedang membangun jaringan penerbitan dan penelitian yang luas menjangkau seluruh Prancis, Eropa, dan seluruh dunia. Pengaruhnya memang menyebar dari Paris, tapi beberapa ide baru juga berdatangan. Banyak penekanan diberikan pada data kuantitatif, yang dilihat sebagai kunci untuk membuka semua sejarah sosial.[4] Namun, Annales mengabaikan perkembangan kajian kuantitatif yang berlangsung di AS dan Britania yang membentuk ulang penelitian ekonomi, politik, dan demografi.[5] Upaya untuk menyediakan buku pelajaran yang ditulis Annales di sekolah-sekolah Prancis ditolak oleh pemerintah.[6] Pada 1980, sensibilitas pascamodern melemahkan kepercayaan pada metanarasi menyeluruh. Seperti yang dicatat oleh Jacques Revel, kesuksesan Aliran Annales, terutama penggunaan struktur sosial sebagai kekuatan penjelas, mengandung benih kejatuhannya sendiri, karena "tidak ada lagi konsensus implisit yang menjadi dasar kesatuan sosial, yang diidentifikasi dengan yang asli".[7] Aliran Annales masih mempertahankan infrastrukturnya, tetapi kehilangan mentalités-nya.[8]