Ambarawa | |||||
---|---|---|---|---|---|
![]() | |||||
![]() Peta lokasi Kecamatan Ambarawa | |||||
Negara | ![]() | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Semarang | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Dewanto Leksono Widagdo, S.STP, MM (Plt Camat) | ||||
Populasi | |||||
• Total | 58,767 jiwa (2.012) jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 33.22.10 ![]() | ||||
Kode BPS | 3322100 ![]() | ||||
Desa/kelurahan | 2/8 | ||||
|
Ambarawa (bahasa Jawa: ꦄꦩ꧀ꦧꦫꦮ, translit. Ambarawa) adalah sebuah kota kecamatan yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.[1] Pada era kerajaan kerajaan Mataram (Amangkurat II) kawasan ini bernama Limbarawa. Dahulu Ambarawa pernah menjadi ibu kota Kabupaten Semarang. Ambarawa juga dikenal karena peristiwa bersejarah Pertempuran Palagan Ambarawa. Di kecamatan ini terdapat beberapa situs sejarah, di antaranya Monumen Palagan Ambarawa, Museum Kereta Api Ambarawa dan Benteng Willem I yang menjadi wisata sejarah terkenal.[butuh rujukan]
Ambarawa mempunyai jalur rel kereta api bergerigi yang menghubungkan seluruh wilayah Jawa Tengah hingga Yogyakarta melalui Magelang. Jalur Semarang-Ambarawa-Magelang beroperasi hingga tahun 1977. Sekarang jalur ini merupakan situs Museum Kereta Api Ambarawa.[butuh rujukan]
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pertempuran pecah di Ambarawa pada tanggal 20 November 1945 antara pasukan NICA dan Inggris dengan pasukan tentara Republik Indonesia. Peristiwa ini dikenal sebagai Palagan Ambarawa.[2]
Di sebelah tengah Ambarawa ada sebuah rawa yg dikenal dengan sebutan Rawa Pening. Asal muasal rawa tersebut menurut geologist J. Van Bemellen, Rawa Pening merupakan cekungan danau tektonik, yang terjadi akibat peristiwa tektonik gravitasi, yaitu pergeseran akibat gaya berat, yang mengakibatkan Gunung Telomoyo Purba, yang dikenal sebagai Gunung Soropati, robek dan menghasilkan sesar Klegung yang sekarang sudah tidak aktif lagi. Pada masa prasejarah, sisi timur Gunung Soropati bergeser ke arah timur laut, sehingga daerah antara Gunung Telomoyo dan Pegunungan Payungrong mengalami depresi. Akibatnya, bagian kaki dasarnya patah dan terlipat, sehingga membentuk cekungan yang terisi air hujan dan menghasilkan banyak mata air dari patahan aquifer.[butuh rujukan]
Cekungan inilah yang dikenal sebagai Rawa Pening. Rawa ini menjadi sumber air utama Sungai Tuntang, yang bermuara ke Laut Jawa.[3] Ambarawa berkembang sebagai kota wisata dan bisnis dimana berbagai bisnis wisata tersedia seperti Kampoeng Rawa, Museum Kereta, Eling Bening dan lainnya.[butuh rujukan]