Angkatan Darat Kerajaan Belanda | |
---|---|
Koninklijke Landmacht | |
![]() Lambang Angkatan Darat Kerajaan Belanda. | |
Negara | ![]() |
Cabang | Angkatan Bersenjata Belanda |
Tipe unit | Angkatan Darat |
Jumlah personel | 23.826 pasukan (2023)[1] 16.266 personel aktif 3.514 personel sipil 4.046 personel cadangan |
Bagian dari | Kementerian Pertahanan Belanda |
Headquarters | Kromhoutkazerne, Utrecht |
Pertempuran | Daftar pertempuran
|
Tokoh | |
Panglima | Letnan Jenderal Martin Wijnen |
Wakil Panglima | Mayor Jenderal Rob Jeulink |
Insignia | |
Bendera Angkatan Darat | ![]() |
Logo Angkatan Darat | ![]() |
Angkatan Darat Kerajaan Belanda (bahasa Belanda: Koninklijke Landmacht) adalah cabang angkatan darat dari Angkatan Bersenjata Belanda. Meskipun Angkatan Darat Kerajaan Belanda didirikan pada 9 Januari 1814, asal-usulnya berasal dari tahun 1572, ketika Staatse Leger dibangkitkan – menjadikan tentara tetap Belanda adalah salah satu yang tertua di dunia. Angkatan Darat Belanda bertempur dalam Perang Napoleon, Perang Dunia II, Perang Kemerdekaan Indonesia, dan Perang Korea dan bertugas dengan NATO di perbatasan Perang Dingin di Jerman Barat dari tahun 1950-an hingga 1990-an.[2]
Tugas Angkatan Darat Kerajaan Belanda diatur dalam Konstitusi Belanda: mempertahankan wilayah Kerajaan Belanda (termasuk Karibia Belanda) dan sekutunya, melindungi dan memajukan tatanan hukum internasional dan untuk mendukung pemerintah (lokal) dalam penegakan hukum, penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan, baik secara nasional maupun internasional.[3] Kekuasaan tertinggi atas angkatan bersenjata Belanda dilaksanakan oleh pemerintah (terdiri dari Raja dan menteri kabinet); dengan demikian tidak ada panglima tertinggi konstitusional. Namun, personel tentara bersumpah setia kepada raja Belanda.[4]
Doktrin tentara Belanda sangat menekankan kerjasama internasional.[5] Belanda adalah anggota pendiri, dan kontributor kuat untuk NATO, sekaligus bekerja sama erat dengan sesama negara anggota selama misi yang dipimpin Uni Eropa juga. Selain itu, kerjasama militer Belanda-Jerman yang sukses dipandang sebagai pertanda integrasi pertahanan Eropa, menghadapi lebih sedikit masalah linguistik dan budaya daripada Brigade Prancis-Jerman yang sebanding.[6]