Astrologi menurut agama Abrahamik adalah hal yang terlarang didasarkan pada catatan di dalam Alkitab. Hal ini disebabkan karena dalam ilmu astrologi meyakini bahwa posisi benda-benda langit dan pergerakannya memiliki pengaruh terhadap nasib seseorang atau kejadian yang akan terjadi di bumi. Adanya sebagian penyandaran Astrologi kepada Agama Abrahamik (seperti Astrologi Yahudi atau Astrologi Islam) adalah suatu kesalahan, baik dikarenakan ketidak-mampuan membedakan definisi astrologi dengan astronomi yang diperbolehkan, atau juga karena terjadinya penyimpangan dari akidah yang jelas tertulis di dalam Alkitab.
Hal ini pun di dukung oleh ilmu sains yang mengkategorikan astrologi sebagai pseudosains. Tidak ada kaitan secara ilmiah antara posisi benda langit, bintang atau rasinya dengan nasib seseorang. Meskipun para agamawan dan para ilmuwan pun telah lama menolak prinsip-prinsip dasar dari Astrologi ini, namun jutaan orang tetap terus mempercayainya dan mempraktikannya.[1] Astronomi harus dibedakan dari astrologi. Memang betul bahwa dua bidang ini memiliki asal usul yang sama, namun pada saat ini keduanya sangat berbeda.[2]
Scientists have long rejected the principles of astrology, but millions of people continue to believe in or practice it.