Bahasa Kreol Melayu-Portugis
Crioulos Malaio-Portugueses | |||||
---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | |||||
Penutur | 2.150 (2007)[1] | ||||
| |||||
Latin | |||||
Status resmi | |||||
Bahasa resmi di | Tidak ada | ||||
Diakui sebagai bahasa minoritas di | |||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-3 | – | ||||
Glottolog | Tidak ada | ||||
Lokasi penuturan | |||||
![]() | |||||
![]() | |||||
Bahasa Kreol Melayu-Portugis adalah ragam bahasa kreol yang berasal dari wilayah Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Timor Leste saat ini yang pernah mendapat pengaruh besar dari bahasa Portugis pada tata bahasa atau leksikon. Sebagian besar dari mereka berasal dari bekas koloni Portugal di wilayah ini.[2][3] Saat ini hanya bahasa Kristang yang bertahan dan digunakan terutama di Melaka (Malaysia) dan Singapura, sebelumnya juga di Penang.[3][4][5][6]
Varietas bahasa Kreol Portugis di Dili, Timor Leste (bahasa Kreol Portugis Bidau) dituturkan hingga saat ini, kemudian di Belu dan Malaka, Timor Barat (bahasa Kreol Portugis Belu). Varietas bahasa Portugis di Jakarta (bahasa Kreol Mardijker) juga bertahan di Kampung Tugu hingga saat ini (Wurm dan Hattori; 1981). Varietas lainnya juga digunakan di Larantuka (Flores), Wureh (Adonara), dan Solor; serta juga di Sulawesi (Manado dan Makassar) dan Maluku — kemudian juga varietas bahasa Kreol Portugis digunakan di Banda dan Ambon (Ambão).[7]