Benevolent dictator for life (bahasa Indonesia: Diktator budiman seumur hidup; BDFL) adalah gelar yang diberikan kepada tokoh pengembangan perangkat lunak sumber terbuka, biasanya perintis proyek yang memegang keputusan atau jawaban akhir dalam perdebatan di komunitas proyek. Istilah ini muncul pada tahun 1995 untuk menyebut Guido van Rossum, pencipta bahasa pemrograman Python.[1][2] Tidak lama setelah Van Rossum bergabung dengan Corporation for National Research Initiatives, istilah ini diangkat dalam surat tanggapan Ken Manheimer usai rapat yang membahas rencana pembuatan grup semi-formal yang mengasai pengembangan dan pelatihan Python. Ia bercanda dengan mencantumkan Van Rossum sebagai "Pelaksana Tugas BDFL Pertama" (First Interim BDFL).[1] Pada 12 Juli 2018, Van Rossum mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatan BDFL Python.[3]
BDFL tidak sama dengan istilah umum untuk tokoh sumber terbuka, "benevolent dictator", yang dipopulerkan oleh Eric S. Raymond dalam esainya, "Homesteading the Noosphere" (1999).[4] Raymond menjelaskan bahwa proyek sumber terbuka akan selalu menjinakkan "kediktatoran" di dalamnya karena perselisihan sengit dapat memicu perpecahan (forking) proyek dengan pemimpin baru.
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Van Rossum (2018)