35Br Bromin | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sifat umum | ||||||||||||||||
Pengucapan | /bromin/[1] | |||||||||||||||
Penampilan | gas/cairan: coklat kemerahan padatan: metalik | |||||||||||||||
Bromin dalam tabel periodik | ||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
Nomor atom (Z) | 35 | |||||||||||||||
Golongan | golongan 17 (halogen) | |||||||||||||||
Periode | periode 4 | |||||||||||||||
Blok | blok-p | |||||||||||||||
Kategori unsur | nonlogam diatomik | |||||||||||||||
Berat atom standar (Ar) |
| |||||||||||||||
Konfigurasi elektron | [Ar] 4s2 3d10 4p5 | |||||||||||||||
Elektron per kelopak | 2, 8, 18, 7 | |||||||||||||||
Sifat fisik | ||||||||||||||||
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa) | cair | |||||||||||||||
Titik lebur | (Br2) 265,8 K (−7,2 °C, 19 °F) | |||||||||||||||
Titik didih | (Br2) 332,0 K (58,8 °C, 137,8 °F) | |||||||||||||||
Kepadatan mendekati s.k. | Br2, cairan: 3,1028 g/cm3 | |||||||||||||||
Titik tripel | 265,90 K, 5,8 kPa[2] | |||||||||||||||
Titik kritis | 588 K, 10,34 MPa[2] | |||||||||||||||
Kalor peleburan | (Br2) 10,571 kJ/mol | |||||||||||||||
Kalor penguapan | (Br2) 29,96 kJ/mol | |||||||||||||||
Kapasitas kalor molar | (Br2) 75,69 J/(mol·K) | |||||||||||||||
Tekanan uap
| ||||||||||||||||
Sifat atom | ||||||||||||||||
Bilangan oksidasi | −1, +1, +3, +4, +5, +7 (oksida asam kuat) | |||||||||||||||
Elektronegativitas | Skala Pauling: 2,96 | |||||||||||||||
Energi ionisasi | ke-1: 1139,9 kJ/mol ke-2: 2103 kJ/mol ke-3: 3470 kJ/mol | |||||||||||||||
Jari-jari atom | empiris: 120 pm | |||||||||||||||
Jari-jari kovalen | 120±3 pm | |||||||||||||||
Jari-jari van der Waals | 185 pm | |||||||||||||||
Lain-lain | ||||||||||||||||
Kelimpahan alami | primordial | |||||||||||||||
Struktur kristal | ortorombus | |||||||||||||||
Kecepatan suara | 206 m/s (suhu 20 °C) | |||||||||||||||
Konduktivitas termal | 0,122 W/(m·K) | |||||||||||||||
Resistivitas listrik | 7,8×1010 Ω·m (suhu 20 °C) | |||||||||||||||
Arah magnet | diamagnetik[3] | |||||||||||||||
Suseptibilitas magnetik molar | −56,4×10−6 cm3/mol[4] | |||||||||||||||
Nomor CAS | 7726-95-6 | |||||||||||||||
Sejarah | ||||||||||||||||
Penemuan dan isolasi pertama | Antoine J. Balard dan Carl J. Löwig (1825) | |||||||||||||||
Isotop bromin yang utama | ||||||||||||||||
| ||||||||||||||||
Bromin atau brom adalah sebuah unsur kimia dengan lambang Br dan nomor atom 35. Ia adalah cairan berwarna merah-cokelat yang bersifat volatil pada suhu kamar yang mudah menguap membentuk uap berwarna serupa. Sifat-sifatnya berada di antara klorin dan iodin. Ia diisolasi secara independen oleh dua kimiawan, Carl J. Löwig (pada tahun 1825) dan Antoine J. Balard (pada tahun 1826). Nama unsur ini berasal dari bahasa Yunani Kuno βρῶμος (bromos) yang berarti "bau busuk" atau "berbau pesing", merujuk pada baunya yang tajam dan menyengat.
Bromin elemental sangat bersifat reaktif sehingga ia tidak terjadi sebagai unsur asli di alam, melainkan terjadi pada garam halida mineral kristalin yang nirwarna dan larut, analog dengan garam dapur. Faktanya, bromin dan semua halogen sangatlah reaktif sehingga mereka akan membentuk ikatan yang berpasangan—tidak pernah dalam atom tunggal. Meskipun agak jarang di kerak Bumi, kelarutan ion bromida (Br−) yang tinggi telah menyebabkan akumulasinya di lautan. Secara komersial, unsur ini mudah diekstraksi dari kolam evaporasi air asin, kebanyakan di Amerika Serikat dan Israel. Massa bromin di lautan kira-kira 1⁄300 dari klorin.
Pada kondisi standar untuk suhu dan tekanan, ia adalah cairan; satu-satunya unsur lain yang cair dalam kondisi ini adalah raksa. Pada suhu tinggi, senyawa organobromin mudah berdisosiasi untuk menghasilkan atom bromin bebas, sebuah proses yang menghentikan reaksi rantai kimia radikal bebas. Efek ini membuat senyawa organobromin bermanfaat sebagai penghambat api, dan lebih dari separuh bromin yang diproduksi di seluruh dunia setiap tahun digunakan untuk tujuan ini. Sifat yang sama ini dapat menyebabkan sinar matahari ultraungu memisahkan senyawa organobromin yang volatil di atmosfer untuk menghasilkan atom bromin bebas, menyebabkan penipisan ozon. Akibatnya, banyak senyawa organobromin—seperti pestisida metil bromida—tidak lagi digunakan. Senyawa bromin masih digunakan dalam fluida pengeboran sumur, film gulung, dan sebagai intermediat dalam pembuatan bahan kimia organik.
Sejumlah besar garam bromida bersifat racun dari aksi ion bromida terlarut, menyebabkan bromisme. Namun, peran biologis yang jelas untuk ion bromida dan asam hipobromit baru-baru ini telah dijelaskan, dan sekarang tampak bahwa bromin merupakan unsur yang penting pada manusia. Peran senyawa organobromin biologis dalam kehidupan laut seperti alga telah dikenal jauh lebih lama. Sebagai obat-obatan, ion bromida sederhana (Br−) memiliki efek penghambatan pada sistem saraf pusat, dan garam bromida pernah menjadi obat penenang medis utama, sebelum diganti dengan obat yang bekerja lebih pendek. Mereka mempertahankan penggunaan ceruk sebagai antiepilepsi.