Candi Sewu | |
---|---|
ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦱꦺꦮꦸ | |
Agama | |
Afiliasi | Buddhisme |
Provinsi | Jawa Tengah |
Festival | Waisak |
Status | Masih digunakan |
Lokasi | |
Munisipalitas | Klaten |
Negara | Indonesia |
Arsitektur | |
Tipe | Candi |
Rampung | 782 M |
Spesifikasi | |
Arah fasad | Timur |
Panjang | 185 meter (607 ft) |
Lebar | 165 meter (541 ft) |
Tinggi maksimum | 30 meter (98 ft) |
Jumlah bangunan | 249 (satu candi induk, delapan candi apit, dan 240 candi perwara) |
Prasasti | Prasasti Manjusrigrha |
Bahan bangunan | Batu andesit |
Candi Sewu (bahasa Jawa: ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦱꦺꦮꦸ, translit. Candhi Sèwu) adalah candi Buddha yang dibangun pada abad ke-8 Masehi yang berjarak sekitar delapan ratus meter di sebelah utara Candi Prambanan.[1] Candi Sewu merupakan kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur di Jawa Tengah. Dikenal dengan nama asli Manjusri grha (Rumah Manjusri), Candi Sewu berusia lebih tua daripada Candi Borobudur dan Prambanan. Meskipun aslinya memiliki 249 candi, oleh masyarakat setempat candi ini dinamakan "Sewu" yang berarti seribu dalam bahasa Jawa. Penamaan ini berdasarkan kisah legenda Roro Jonggrang.
Secara administratif, kompleks Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.