Caplak | |
---|---|
![]() | |
Caplak Ixodes scapularis dewasa | |
Klasifikasi ilmiah ![]() | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Arthropoda |
Subfilum: | Chelicerata |
Kelas: | Arachnida |
Superordo: | Parasitiformes |
Ordo: | Ixodida |
Superfamili: | Ixodoidea |
Familia | |
Ixodidae - Caplak keras | |
Diversitas | |
18 genera, ca. 900 spesies |
Caplak atau dikenali dengan nama lainnya di Sumatra, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya sebagai sengkenit, cengkenit, kutu babi, tempiras, atau pirah adalah nama umum bagi hewan kecil berkaki delapan anggota superfamili Ixodoidea, ordo ixodida yang bersama-sama dengan tungau dimasukkan ke dalam anak kelas Acarina. Caplak dikenal sebagai parasit luaran (eksoparasit) yang hidup dari darah hewan vertebrata dan manusia yang ditumpanginya. Karena kebiasaannya ini, caplak menjadi vektor bagi beberapa penyakit seperti Penyakit Lyme, Demam Q, Demam caplak Colorado, tularemia, tick-borne relapsing fever, babesiosis, Ehrlichiosis, Tick-borne meningoencephalitis, dan anaplasmosis pada penyakit kuning sapi dan anjing.[1] Caplak muda bertungkai enam, tetapi setelah dewasa memiliki empat pasang tungkai.
Caplak merupakan serangga pemakan darah obligat. Setiap ingin berganti kulit atau berkembang ke fase berikutnya, caplak membutuhkan darah. Hal ini diperkirakan terjadi sejak zaman dinosaurus, dan kebutuhan akan darah itulah yang menyebabkan caplak berevolusi menjadi pemakan darah.[2]