Chagatai Khan | |
---|---|
Khan Kekhanan Chagatai | |
Berkuasa | 1227 – 1242 |
Penerus | Qara Hülëgü |
Kelahiran | ca 1184 |
Kematian | 1242 |
Permaisuri |
|
Keturunan |
|
Wangsa | Borjigin |
Ayah | Genghis Khan |
Ibu | Börte |
Chagatai Khan (bahasa Mongol : Цагаадайн хаан; Tsagaadain haan) ca 1184 – 1242) adalah seorang putra Jenghis Khan dan tokoh penting pada masa Kekaisaran Mongol awal. Sebagai putra kedua dari istri Jenghis Börte, Chagatai dikenal karena pengetahuan handalnya dari tradisi Mongol, kesetiaan ketatnya terhadap hukum dan adat Mongol, dan temperamen kerasnya. Karena ia tak pernah menerima pengesahan dari kakaknya Jochi, yang paternitasnya dipersengketakan, dan karena ayahnya merasa ia berkarakter tak terlalu fleksibel, ia dikecualikan dari sukses takhta Mongol. Meskipun demikian, ia merupakan tolong penting dalam mewujudkan stabilitas kekaisaran usai kematian Jenghis dan saat masa kekuasaan adiknya Ögedei Khan.
Chagatai memegang komando militer bersama para saudaranya pada penaklukan dinasti Jin oleh Mongol pada 1211 dan invasi Kekaisaran Khwarazmia pada 1219. Pada masa tersebut, ia memegang peran penting dalam menghimpun logistik selain pada tanggung jawab medan tempur, tetapi dikecam usai berseteru dengan Jochi pada Pengepungan Gurganj. Usai kampanye tersebut, Chagatai menghimpun traktat besar wilayah taklukan di Asia Tengah, yang dikuasai olehnya sampai kematiannya. Ia bertikai dengan para pegawai sipil seperti Mahmud Yalavach atas persoalan yurisdiksi dan menasehati Ögedei soal pertanyaan kepemimpinan. Chagatai wafat tak lama setelah Ögedei pada 1242. Para keturunannya kemudian menguasai wilayahnya dengan sebutan eponim Kekhanan Chagatai.