Cobdenisme adalah ideologi ekonomi (dan gerakan rakyat terkait) yang memandang perdagangan bebas internasional dan kebijakan luar negeri non-intervensionis sebagai syarat utama untuk mewujudkan kemakmuran dan perdamaian dunia.[1] Nama ideologi ini berasal dari nama negarawan dan ekonom Britania Raya, Richard Cobden. Paham ini memiliki pengaruh politik yang besar di Imperium Britania pada pertengahan abad ke-19, semasa dan setelah upaya penghapusan Undang-Undang Jagung.
Sesuai teori Adam Smith bahwa lapangan kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi memerlukan akses pasar luar negeri, Cobden memandang perluasan perdagangan luar negeri sebagai jalan utama untuk meningkatkan kemakmuran global dan menegaskan pentingnya pembagian kerja internasional untuk mencapai kemajuan ekonomi. Menurutnya, masyarakat Britania yang ideal adalah masyarakat industri yang terdiri atas pemilik-pemilik properti kecil yang saling bekerja sama. Ia percaya dengan tatanan internasional beranggotakan negara-negara merdeka kecil yang meraih kemakmuran bersama melalui perdagangan internasional. Karena Cobden memandang ambisi imperialis Britania sebagai hambatan bagi investasi kapasitas industri dalam negeri, pemikirannya semakin populer di kalangan anti-imperialis dan diadopsi oleh John A. Hobson.[2] Selain itu, pemikiran Cobden memengaruhi pemikiran ekonomi John Maynard Keynes, orang yang vokal menyuarakan teori-teori Cobden sebelum Perang Dunia I. Setelah itu, ia beralih mendukung "kapitalisme insuler".[3]
Cobdenisme jarang digunakan saat ini dan sudah mulai ditinggalkan pada akhir abad ke-19.[4] Cobdenism diangkat lagi oleh sejumlah akademisi pada tahun 1980-an untuk mendukung liberalisasi ekonomi Britania Raya.[5]