![]() | Daftar ini belum tentu lengkap. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. (Mei 2017) |
Bidat sudah menjadi keprihatinan komunitas-komunitas Kristen selambat-lambatnya sejak Surat Petrus yang ke-2 ditulis. Surat ini berisi peringatan kepada umat Kristen untuk mewaspadai guru-guru palsu yang hendak memasukkan ajaran-ajaran sesat yang membinasakan (2 Petrus 2:1). Selama dua tiga abad pertama sejarah Gereja, bidat dan skisma tidak dibedakan secara tegas. Kerancuan yang sama juga muncul dalam ajaran filsafat Skolastika Abad Pertengahan. Sekarang ini, bidat dipahami sebagai penyangkalan terhadap kebenaran-terwahyu yang diajarkan Gereja.[1] Friedrich Schleiermacher, salah seorang teolog abad ke-19, mendefinisikan bidat sebagai "ajaran yang mempertahankan tampilan Kristen tetapi sesungguhnya bertentangan dengan inti sari ajaran Kristen".[2]
Gereja Katolik membedakan bidat 'material' dari bidat 'formal'. Menjadi ahli bidat material berarti "menganut ajaran-ajaran yang keliru bukan karena kesalahan diri sendiri", seperti yang terjadi pada orang-orang yang tumbuh besar di dalam komunitas-komunitas non-Katolik. Bidat material "bukanlah kejahatan maupun dosa", karena pelakunya tidak pernah menerima ajaran yang benar.[1] Menjadi ahli bidat formal berarti "dengan sengaja dan bersungguh-sungguh menganut suatu kekeliruan dalam perkara iman" selaku warga terbaptis Gereja Katolik, dan oleh karena itu merupakan dosa yang mendatangkan laknat kekal di akhirat maupun ekskomunikasi ipso facto di dunia. Dalam hal ini, "perkara iman" berarti dogma-dogma ketetapan magisterium Gereja Katolik yang mustahil-keliru.[3] Selain unsur kekeliruan intelektual, harus ada pula unsur "kemauan yang sungguh-sungguh" untuk mempertahankan kekeliruan tersebut, kendati nyata-nyata bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik.[4]
Sejumlah gereja Protestan juga memakai konsep yang sama dalam menghadapi orang-orang pribadi maupun kelompok-kelompok yang mereka pandang sebagai ahli bidat, akan tetapi ketiadaan otoritas doktrinal terpusat di dalam rumpun besar Kristen Protestan memunculkan ketidakseragaman pandangan perihal sesat tidaknya suatu ajaran. Gereja Ortodoks Timur pun hanya membidatkan suatu ajaran secara resmi di dalam konsili oikumene, dan sekarang ini hanya mengakui tujuh konsili terdahulu sebagai konsili-konsili yang bersifat oikumene.
Artikel ini memuat daftar berbagai ajaran yang secara terbuka dibidatkan sebelum tahun 1054 oleh Gereja-Gereja yang mengamini keputusan Konsili Kalsedon, maupun ajaran-ajaran yang baru muncul kemudian hari tetapi mirip dengan ajaran-ajaran yang sudah dibidatkan. Pemerian beberapa ajaran modern yang dibidatkan Gereja Katolik disajikan di dalam sebuah apendiks. Semua daftar tersusun secara alfabetis.