Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari List of Nobel Peace Prize laureates di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan. (Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel) |
Komite Nobel Norwegia setiap tahun memberikan Penghargaan Nobel Perdamaian (Norwegia dan bahasa Swedia: Nobels fredspris) "untuk orang-orang memberikan upaya terbesar atau terbaik bagi persaudaraan antar bangsa, bagi penghapusan atau pengurangan angkatan bersenjata, dan bagi pelaksanaan atau promosi kongres perdamaian."[1] Penghargaan tersebut merupakan salah satu dari lima Penghargaan Nobel yang didirikan atas kehendak Alfred Nobel (yang meninggal pada 1896) pada 1895, yang diberikan untuk jasa-jasa menakjubkan dalam bidang kimia, fisika, sastra, perdamaian, dan fisiologi atau kedokteran.[2] Sesuai dengan kehendak Nobel, penghargaan tersebut diurus oleh Komite Nobel Norwegia dan dianugerahi oleh sebuah komite yang terdiri dari lima orang yang dipilih oleh Parlemen Norwegia.[3] Penghargaan Nobel Perdamaian pertama dianugerahkan pada 1901 kepada Frédéric Passy dan Henry Dunant; penghargaan tersebut paling terkini diberikan kepada Kuartet Dialog Nasional Tunisia pada 2015. Setiap penerima meraih sebuah medali, sebuah diploma, dan penghargaan berupa uang yang nilainya beragam sepanjang tahun.[4] Pada 1901, Passy dan Dunant berbagi Penghargaan yang seharga 150,782 kronor Swedia, yang setara dengan 7,731,004 kronor pada 2008. Penghargaan Perdamaian tersebut dipersembahkan secara tahunan di Oslo, dengan kehadiran Raja Norwegia, pada 10 Desember, hari peringatan kematian Nobel, dan merupakan satu-satunya Penghargaan Nobel yang tidak dipersembahkan di Stockholm.[5] Tidak seperti penghargaan lainnya, Penghargaan Perdamaian tersebut terkadang diberikan kepada sebuah organisasi (seperti Komite Palang Merah Internasional, penerima penghargaan tersebut sebanyak tiga kali) selain kepada seorang individual.
Penghargaan tersebut dianggap merupakan Penghargaan Nobel paling kontroversial dengan beberapa pemilihan yang dikritik.[6][7] Meskipun telah dinominasikan sebanyak lima kali, Mohandas Karamchand Gandhi tidak pernah memenangkan Penghargaan tersebut. Setelah pembunuhannya 1948, komite berniat menganugerahkan penghargaan tersebut secara anumerta namun memutuskan untuk tidak melakukannya dan menyatakan tidak memberikan Penghargaan pada tahun tersebut dengan alasan "tidak ada kandidat yang masih hidup yang layak."[8] Pada 1961, Dag Hammarskjöld, yang meninggal setelah penominasiannya namun beberapa bulan sebelum pengumumannya, menjadi satu-satunya penerima yang meraih penghargaan secara anumerta; setelah itu, penghargaan diubah untuk membuat penghargaan diberikan secara anumerta menjadi tidak memungkinkan.[9] Pada 1973, Le Duc Tho menolak Penghargaan tersebut, karena "ia tidak berada pada posisi yang layak untuk menerima Penghargaan tersebut, mengingat situasi di Vietnam sebagai alasannya."[10] Linus Pauling, penerima Nobel Perdamaian pada 1962, adalah satu-satunya orang yang meraih dua Nobel tanpa dibagi; ia memenangkan Nobel Kimia pada 1954.[10] Pada usia 17 tahun, Malala Yousafzai, penerima 2014, merupakan orang termuda yang menerima Penghargaan Perdamaian tersebut.