Dangdut | |
---|---|
Sumber aliran | Hindustani, Melayu, Arab, gamelan, jaipongan, rok, patrol, pop, house |
Sumber kebudayaan | Ujung Th. 1960-an Jakarta |
Alat musik yang biasa digunakan | Tabla (dapat diganti dengan ketipung), drum set, suling, tamborin, gitar (akustik atau elektrik), mandolin, bass, saksofon, terompet, kibor, dll.[1] |
Subgenre | |
| |
Genre campuran (fusion) | |
Versi regional | |
Dangdut di Malaysia | |
Topik lainnya | |
Dangdut merupakan salah satu dari genre musik populer tradisional asal Indonesia hasil dari perpaduan musik dari film India dengan Melayu dan musik rok dari Barat.[2][3] Perpaduan gaya musik ini digunakan pertama kali di Jakarta pada sekitar penghujung tahun 1960-an[2] yang di dalamnya terkandung unsur-unsur musik Hindustani (India Utara), Melayu, dan Arab. Dangdut memiliki ciri khas pada dentuman tabla (alat musik perkusi India) dan kendang.[4][5] Dangdut juga sangat dipengaruhi dari lagu-lagu musik tradisional India dan Bollywood. Lagu dangdut dikarangkan, baik dalam bahasa Indonesia dan Jawa, maupun dalam bahasa lainnya.
Awalnya musik dangdut dikenal dengan nama "Orkes Melayu". Kemudian, dangdut dipengaruhi musik India melalui film Bollywood yang dibawakan oleh Ellya Khadam dengan lagu "Boneka India", sehingga terlahir sebagai Dangdut pada tahun 1968 dengan tokoh utama, "raja dangdut" Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk musik kontemporer, sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, karawitan, gambus, rok, reggae, pop, disko, rap, bahkan musik dansa elektronik (tekhno, house dll).[1] Dangdut elektronik (e-Dut, Dangdutron, Dansdut) sudah sepenuhnya menghilangkan tabla dan alat musik tradisional lainnya.[6] "Dangdut rohani" dapat dianggap sebagai arah lirik khusus (contohnya, album-album Hak Azazi, Judi, Haji dan Haram oleh Rhoma Irama).
Pengaruh India juga sangat kuat didalam genre musik dangdut ini, melainkan dari gaya harmoni dan instrumen, juga dipopulerkan dengan lagu-lagu dangdut klasik yang bertema India yang dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi dangdut populer seperti Rhoma Irama dengan lagunya yang berjudul Terajana, Mansyur S. dengan lagunya yang berjudul Khana, Ellya Khadam dengan lagu Boneka India dan Via Vallen dengan lagu berjudul Sayang menjadikan musik dangdut lebih dikenal lagi saat ini. Beberapa penyanyi yang mendapat julukan sebagai ratu atau diva dangdut ialah Elvy Sukaesih, Camelia Malik, Iyeth Bustami, Kristina, Via Vallen, Ayu Ting Ting, dan Lesti.
Dangdut sebenarnya telah menjadi musik rakyat di Indonesia dan mengungguli aliran musik lain dalam popularitas:[4][5] orang-orang suka menyanyikan lagu-lagunya dengan karaoke, baik untuk diri sendiri maupun saat perayaan se-keluarga, pegawai di kantor-kantor pemerintahan pusat melakukan senam dengan musiknya sebelum mulai bekerja, dan sebagainya. Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut untuk menarik massa. Selain di Indonesia dangdut cukup popular pula di Malaysia, meliputi sejumlah nama pedangdut dari Indonesia.[7][8]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Alan