Deathcore | |
---|---|
Sumber aliran | |
Sumber kebudayaan | Akhir 1990-Awal 2000-an, Amerika Utara |
Alat musik yang biasa digunakan | |
Topik lainnya | |
Deathgrind |
Deathcore merupakan genre metal ekstrim yang mencampurkan death metal dengan metalcore.[1][2][3][4][5] Deathcore banyak menggunakan riff gitar death metal, blast beat, dan breakdown yang diserap dari metalcore.[6][7] Genre ini sangat terkenal di Amerika Serikat bagian barat daya, terutama Arizona dan pedalaman California Selatan (sebagian besar Lembah Coachella), yang merupakan rumah bagi banyak grup musik terkenal dan berbagai festival.[8][9][10][11]
Grup-grup musik Suffocation, Dying Fetus, Devourment, dan Internal Bleeding disebut-sebut sebagai pendahulu dari deathcore terkait penggunaan breakdown dan pengaruh dari heavy hardcore. Deathcore dimulai pada awal 2000-an dengan munculnya grup-grup musik seperti Despised Icon, Antagony, dan The Acacia Strain. Genre ini berkembang di pertengahan hingga akhir tahun 2000-an dengan munculnya band-band seperti Through the Eyes of the Dead, Bring Me the Horizon, Suicide Silence, Carnifex, Job for a Cowboy, Chelsea Grin, dan Whitechapel. Pada pertengahan hingga akhir 2000-an, deathcore menjadi salah satu genre paling populer dalam heavy metal dengan kesuksesan band-band seperti Bring Me the Horizon, Suicide Silence, Job for a Cowboy, Whitechapel dan Carnifex. Pada 2010-an, band-band deathcore yang menggabungkan deathcore dengan genre lain juga muncul. Band-band seperti Emmure dan Attila mencampur deathcore dengan nu metal, sedangkan Veil of Maya dan Born of Osiris mencampur deathcore dengan progressive metal atau djent. Deathcore menerima kritik dari penggemar musik heavy metal karena penggunaan breakdown. Beberapa musisi deathcore bahkan menolak label deathcore.
Deathcore -- the type of noisy, caustic, abrasive mixture of metalcore and death metal that Chelsea Grin offer on their first full-length album, Desolation of Eden -- is bound to annoy a lot of parents, which is exactly the point."