Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa | |
---|---|
Dihormati di | Gereja Katolik Gereja Tewahedo Ortodoks Etiopia Gereja Tewahedo Ortodoks Eritrea |
Tempat ziarah | Basilika Tempat Ziarah Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda |
Pesta | 8 Desember (Ritus Romawi) 9 Desember (Ritus Bizantin) 13 Agustus (Ritus Aleksandria) |
Atribut |
|
Bagian dari seri Gereja Katolik tentang |
Mariologi |
---|
Portal Katolik |
Dikandung Tanpa Noda atau Konsepsi Imakulata (Bahasa Latin: Immaculata Conceptio) adalah keyakinan bahwa Bunda Maria dibebaskan dari dosa asal sejak ia dikandung atau (dengan kata lain) sejak konsepsinya.[1] Keyakinan ini merupakan salah satu dari empat dogma Maria dalam Gereja Katolik.[2] Setelah diperdebatkan selama berabad-abad oleh para teolog Abad Pertengahan, doktrin tersebut akhirnya ditetapkan secara resmi sebagai dogma Gereja melalui bula Ineffabilis Deus yang dikeluarkan oleh Paus Pius IX pada tahun 1854.[3] Sebagai perantara dogma ini, melalui hasil Konsili Trento (1545–1563), Gereja mengakui bahwa Maria dibebaskan dan dijauhkan dari dosa-dosa pribadi.[4]
Gereja Katolik mengajarkan bahwa berkat karunia penebusan Yesus Kristus kepada Bunda Maria dan karena rahmat Allah yang istimewa, maka sejak ia dibentuk di dalam rahim ibunya, Maria telah dibebaskan dari noda (macula) dosa asal Adam.[5]
Bahwa perawan tersuci Maria, sejak saat pertama perkandungannya, oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang mahakuasa serta karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda dosa asal.
— Ineffabilis Deus DS 2803, yang dikutip oleh Katekismus Gereja Katolik No. 491.
Gereja mendasarkan ajarannya pada kenyataan yang disebutkan dalam Lukas 1:28, yaitu bahwa Malaikat Agung Gabriel, yang membawa kabar kelahiran Yesus, menyapa Maria sebagai "penuh rahmat". Gereja percaya bahwa untuk mempersiapkan Maria sebagai "Bait Allah yang mempersembahkan Kristus pada dunia", maka sangat masuk akal bagi Maria untuk "disucikan" dengan rahmat Allah. Rahmat tersebut juga tidak terlepas dari karunia penebusan Yesus yang berlaku surut kepada bunda-Nya, terutama karena Maria menerima dan menaati kehendak Allah untuk menyerahkan dirinya menjadi bagian dari karya penebusan Allah bagi manusia.[5]
Doktrin Maria Dikandung Tanpa Noda menjadi salah satu topik yang cukup populer dalam berbagai karya sastra masa lampau,[6] tetapi kurang menonjol sebagai acuan pembuatan karya-karya seni oleh karena sifatnya yang abstrak.[7] Ikonografi Maria Dikandung Tanpa Noda sering menampilkan gambar Bunda Maria yang sedang berdiri dengan tangan yang direntangkan atau tangan yang dikatupkan seperti sedang berdoa. Hari pesta Katolik untuk Maria Dikandung Tanpa Noda, yang secara resmi disebut Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, jatuh pada tanggal 8 Desember.[8]
Sebagian besar gereja-gereja Protestan menolak doktrin Maria Dikandung Tanpa Noda sebagai konsep yang tidak alkitabiah,[9] meskipun beberapa umat Anglikan mengakui doktrin ini sebagai salah satu bentuk penghayatan iman yang khusyuk.[10] Sementara itu, opini dari Ortodoksi Oriental mengenai doktrin tersebut terbagi menjadi dua: Shenouda III, Paus Gereja Ortodoks Koptik, menentang pengajaran tersebut,[11] sedangkan Gereja Tewahedo Ortodoks Etiopia dan Eritrea menerimanya.[12] Doktrin tersebut mendapat pertentangan dari Ortodoksi Timur karena adanya perbedaan pemahaman mengenai dosa asal dengan Gereja Katolik, meskipun Gereja juga menyetujui bahwa Maria dimurnikan dan dihindarkan dari dosa.[13] Patriarkh Anthimus VII dari Konstantinopel (1827–1913) menggambarkan dogma tersebut sebagai suatu bentuk "pembaruan Romawi".[14]