Jamalullail (Jamal Al-Layl) | |
---|---|
Wangsa induk | Ba'Alawi sadah (cabang dari Banu Hashim) |
Negara | Malaysia |
Kelompok etnis | Arab–Melayu[1] |
Didirikan | 1843 |
Pendiri | Tuanku Syed Hussein Jamalullail |
Kepala saat ini | Tuanku Syed Sirajuddin Jamalullail |
Gelar | Duli Yang Maha Mulia Tuanku Raja Perlis[2] |
Estat | Arau, Perlis[3] |
Duli Yang Maha Mulia Tuanku Raja Perlis dan Yang Di-Pertuan bagi Negeri Perlis | |
---|---|
Duli Yang Maha Mulia Tuanku Raja Perlis | |
Gelar | His Majesty (Malay: Duli Yang Maha Mulia) |
Pejabat perdana | Syed Hussain Jamalullail |
Dibentuk | 1797 |
Gaji | Kurang lebih RM 50 000 per bulan |
Situs web | Official website |
Duli Yang Maha Mulia Tuanku Raja Perlis Tuanku, dan Yang Di-Pertuan bagi Negeri Perlis. Dinasti Jamalullail adalah dinasti yang berkuasa saat ini negara bagian Perlis di Malaysia. Dinasti ini didirikan pada tahun 1843 bersama-sama dengan pembentukan negara bagian Perlis, setelah Sultan Kedah, Sultan Ahmad Tajuddin II memberikan dukungan kepada keluarga Jamalullail untuk memisahkan diri Perlis dari Kedah dengan keluarga Jamalullail sebagai penguasa turun-temurun tersebut.
Penguasa turun-temurun dari Perlis juga merupakan kepala rumah tangga kerajaannya. Tidak seperti kebanyakan negara bagian Malaysia lainnya dengan penguasa turun temurun yang diberi gelar "Sultan", para penguasa turun-temurun dari Perlis yang diberi gelar "Raja". Seperti penguasa lainnya dari negara-negara lain di Malaysia, Raja Perlis berpartisipasi dalam pemilihan Yang di-Pertuan Agong dan memenuhi syarat untuk masa jabatan lima tahun sebagai Yang di-Pertuan Agong jika terpilih.