Diskografi Chrisye

Diskografi Chrisye
Album studio19
Album kompilasi10
Video musik26
Extended play1
Singel56
Album soundtrack4
Album tribut2
Album lainnya4
Video lainnya2

Selama 40 tahun berkarier, penyanyi pop Indonesia Chrisye (1949–2007)[1] meluncurkan 20 album studio, 2 tribute atau album cover, 2 album soundtrack, 10 album kompilasi, sebuah album indie, dan 56 singel. Ia juga merekam soundtrack untuk tiga film cerita, berakting dalam dua film, dan meluncurkan 26 video musik. Pada 2008, Rolling Stone Indonesia memasukkan lima album yang dibuat oleh Chrisye (Badai Pasti Berlalu [1977] pada nomor 1, Guruh Gipsy [1976] pada nomor 2, Sabda Alam [1978] pada nomor 51, Puspa Indah [1980] pada nomor 57, dan Resesi [1983] pada nomor 82) sebagai album Indonesia terbaik sepanjang masa.[2]

Setelah memulai karier musik profesional-nya sebagai seorang pemain gitar bass bersama band Sabda Nada (kemudian berganti nama menjadi Gipsy) pada akhir 1960an, Chrisye meluncurkan album pertama-nya, Guruh Gipsy, pada 1976; album indie yang merupakan kolaborasi antara Gipsy dan Guruh Sukarnoputra.[1] dan yang dianggap sebagai singel pertama Chrisye sebagai seorang penyanyi, "Chopin Larung".[3] Pada tahun-tahun berikutnya, ia merekam "Lilin-Lilin Kecil" untuk Lomba Cipta Lagu Remaja;[4] sebuah singel, yang ditulis oleh James F. Sundah, menjadi lagu signaturenya.[1] Pada 1977, ia merekam soundtrack untuk film sukses karya Teguh Karya yang berjudul Badai Pasti Berlalu bersama Berlian Hutauruk; album soundtrack pada film tersebut, diluncurkan beberapa bulan kemudian, dengan penjualan sebanyak sembilan juta salinan, membuatnya menjadi salah satu album Indonesia paling sukses sepanjang masa.[5][6] Pada masa itu, ia juga meluncurkan karya yang tidak sukses berjudul Jurang Pemisah bersama Jockie Soerjoprajogo; Chrisye kemudian mendeskripsikan penjualannya sebagai "yang masih hangat-hangat tahi ayam."[7]

Kesuksesan Guruh Gipsy, "Lilin-Lilin Kecil", dan Badai Pasti Berlalu membuat Amin Widjaja dari Musica Studios untuk memanggil Chrisye;[8] ia masuk dalam perusahaan tersebut untuk menjalani kariernya.[1] Bersama Musicam ia meluncurkan album solo pertama-nya, Sabda Alam, yang terjual dengan baik.[9] Album berikutnya, Percik Pesona (1979), yang mengalami kegagalan secara kritis dan komersial, membuat Chrisye berhenti berkarya bersama Jockie.[10] Ia kemudian memulai karya pada Puspa Indah (1980), menggunakan sebagian besar lagu yang ditulis oleh Guruh. Untuk promosi, Chrisye menjadi pemain latar dalam film Puspa Indah Taman Hati (1979), sementara ia menyanyikan "Galih dan Ratna" dan "Gita Cinta".[11] Karena Chrisye kecewa dengan satu-satunya peran akting utamanya dalam Seindah Rembulan (1980), dan album berikutnya yang gagal, Pantulan Cita (1981), ia mengambil dua tahun cuti panjang.[12] Pada 1983, Chrisye menjadi inspirasi untuk kepulangan Eros Djarot dari Jerman, memulai perekaman album trilogi bersama Jockie dan Djarot.[13] Setelah ketiganya bubar pada 1984, Chrisye – setelah meluncurkan album solo lainnya, Sendiri (1984) – membuat tiga album dengan penulis lagu muda Adjie Soetomo; album yang paling sukses adalah Aku Cinta Dia (1985) yang terjual sebanyak sejuta salinan.[14] Kolaborasi ini diikuti dengan tiga album yang diaransemenkan oleh Younky Suwarno: Jumpa Pertama (1988), Pergilah Kasih (1989), dan Sendiri Lagi (1993).[15] Pasa saat Chrisye meluncurkan video musik pertama-nya, lagu "Pergilah Kasih" (1989); video tersebut, yang disutradarai oleh Jay Subyakto, adalah lagu Indonesia pertama yang ditampilkan pada MTV Asia Tenggara.[16]

Diawali dengan AkustiChrisye pada 1996, beberapa album Chrisye berikutnya diaransemenkan oleh Erwin Gutawa.[17] Video musik video untuk lagu tituler lagu kolaborasi mereka berikutnya, Kala Cinta Menggoda (1997), memenangkan Penghargaan Video Musik MTV untuk Asia Tenggara pada 10 September 1998.[18] Keduanya kemudian berkolaborasi untuk merekam ulang album soundtrack Badai Pasti Berlalu, meluncurkan versi mereka dengan musik orkestra dan duet baru.[19] Dua tahun kemudian, video musik "Setia" dari Konser Tur 2001 menuai kontroversi karena memperlihatkan wanita berpakaian kurang tertutup yang bertentangan dengan nilai-nilai Ketimuran.[20] Kolaborasi terakhir Chrisye dengan Gutawa, Dekade, adalah album cover yang menampilkan sebuah lagu yang ditulis secara ekklusif untuk album karya Pongky Jikustik.[21] Album studio terakhir penyanyi tersebut, Senyawa (2004), adalah kolaborasi dengan artis Indonesia lainnya, dengan diaransemenkan oleh Chrisye.[22]

Album kompilasi karya Chrisye yang pertama, Chrisye Terbaik, diluncurkan pada 1987; menyusul beberapa karyanya pada 1990an.[23] Beberapa karyanya diluncurkan setelah penyanyi tersebut didiagnosa mengidap kanker paru-paru pada 2005,[1] termasuk tiga lagu pada tahun kematiannya.[24][25] Pada 2008, sebuah singel yang direkam secara rahasia, "Lirih", diluncurkan. Video musiknya menampilkan Ariel Peterpan, Giring Nidji, dan janda Chrisye, Yanti.[26]

  1. ^ a b c d e Antara 2007, Chrisye Meninggal Dunia.
  2. ^ Rolling Stone Indonesia 2007, 150 Album Indonesia.
  3. ^ Endah 2007, hlm. 109.
  4. ^ Endah 2007, hlm. 118–119.
  5. ^ Endah 2007, hlm. 132–136.
  6. ^ Ivvaty 2007, Konser "Badai Pasti.
  7. ^ Endah 2007, hlm. 125–129.
  8. ^ Endah 2007, hlm. 140–142.
  9. ^ Endah 2007, hlm. 142–143.
  10. ^ Endah 2007, hlm. 147–148.
  11. ^ Endah 2007, hlm. 150–151.
  12. ^ Endah 2007, hlm. 212–215.
  13. ^ Endah 2007, hlm. 226–229.
  14. ^ Endah 2007, hlm. 241–244.
  15. ^ Endah 2007, hlm. 257.
  16. ^ Endah 2007, hlm. 262–263.
  17. ^ Endah 2007, hlm. 304.
  18. ^ Hariyadi, Redana, and Mulyadi 1998, Lebih Jauh dengan Chrisye.
  19. ^ Endah 2007, hlm. 312.
  20. ^ Gatra 2001, Video Clip Chrisye.
  21. ^ Endah 2007, hlm. 313.
  22. ^ Gatra 2004, Ilmu Baru Chrisye.
  23. ^ Endah 2007, hlm. 368–369.
  24. ^ Kompas 2008, Napak Tilas Chrisye.
  25. ^ Fennema 2012, hlm. 118–119.
  26. ^ Gatra 2008, Lagu Rahasia Yoyo-Chrisye.

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne