Distorsi kognitif adalah berpikiran secara berlebihan dan tidak rasional yang menyebabkan gangguan psikologis tertentu. Kognitif berasal dari bahasa Latin abad pertengahan cognitīvus, atau cognit yang artinya dikenal. Distorsi bermakna tindakan memutar atau mengubah sesuatu dari keadaan sebenarnya atau aslinya.[1] Teori distorsi kognitif pertama kali diajukan oleh David D. Burns, MD.[2] Individu yang mengalami distorsi kognitif menyebabkan pikirannya merasakan realitas secara tidak akurat. Menurut Aaron T. Beck, distorsi kognitif merupakan pandangan negatif tentang realitas, terkadang disebut skema negatif yang menjadi faktor dalam gejala disfungsi emosional dan kesejahteraan subjektif yang kurang baik.[3] Pola berpikir yang negatif akan memperkuat emosi dan pikiran negatif. Selama individu tersebut berada dalam keadaan sulit, pikiran-pikiran yang terdistorsi ini dapat berkontribusi pada pandangan negatif yang menyeluruh di realitas dan bahkan menyebabkan keadaan mentalnya depresi atau cemas.[4][5]