Dubai
إمارة دبيّ | |
---|---|
Emirat Dubai | |
Negara | Uni Emirat Arab |
Emirat | Dubai |
Berhubungan (kota) | 9 Juni 1833 |
Berhubungan (emirat) | 2 Desember 1971 |
Pendiri | Maktoum bin Bati bin Suhail (1833) |
Ibu kota | Dubai |
Sub-pembagian | |
Pemerintahan | |
• Jenis | Monarki konstitusional[1] |
• Emir | Mohammed bin Rashid Al Maktoum |
• Pangeran Mahkota | Hamdan bin Muhammad Al Maktum |
Luas | |
• Emirat | 4.114 km2 (1,588 sq mi) |
• Luas metropolitan | 1.287,4 km2 (4,971 sq mi) |
Populasi (2008)[3] | |
• Emirat | 2.262.000 |
• Kepadatan | 408,18/km2 (105,720/sq mi) |
• Metropolitan | 2.262.000 |
• Nationality [4] | 42,3% Indian 17% Emirat 13,3% Pakistan 7,5% Bangladesh 9,1% Arab lainnya 10,8% Barat |
Zona waktu | UTC+4 (Waktu standar UEA) |
Situs web | Dubai Emirate Dubai Municipality |
Dubai (bahasa Arab: دبي, translit. Dubayy [dʊˈbajj]) adalah kota terpadat di negara Uni Emirat Arab dan merupakan ibukota Emirat Dubai. Kota ini terletak di sepanjang pantai tenggara Jazirah Arab dan di selatan teluk Persia, Kotamadya Dubai disebut Kota Dubai untuk membedakannya dari Emirat Dubai. Dubai adalah salah satu tujuan pariwisata paling populer di dunia.[5] Kota ini memiliki hotel bintang lima terbanyak kedua di dunia[6] dan juga bangunan tertinggi di dunia, Burj Khalifa.[7]
Dokumen tertulis menyatakan keberadaan kota ini selama 150 tahun sebelum pembentukan UEA. Dubai berbagi kekuasaan hukum, politik, militer dan ekonomi dengan emirat lain dalam lingkaran federal, meskipun setiap emirat memiliki yurisdiksi terhadap beberapa kekuasaan seperti penegakan hukum sipil dan pemantauan dan pembaharuan fasilitas lokal. Dubai memiliki populasi terbesar dan merupakan emirat terbesar kedua menurut luasnya, setelah Abu Dhabi.[8] Dubai dan Abu Dhabi adalah satu-satunya dua emirat yang memiliki hak veto terhadap masalah kritis kepentingan nasional dalam Dewan Nasional Federal negara itu.[9] Dubai telah dipimpin oleh dinasti Al Maktoum sejak 1833. Pemimpinnnya saat ini, Mohammed bin Rashid Al Maktoum, juga menjabat sebagai Perdana Menteri dan Wakil Presiden UEA.
Pendapatan emirat berasal dari perdagangan, real estat dan pelayanan keuangan.[10] Pendapatan dari minyak bumi dan gas alam menyumbang kurang dari 6% (2006)[11] ekonomi Dubai senilai US$37 miliar (2005).[12] Real estat dan konstruksi, menyumbang 22.6% kepada ekonomi tahun 2005, sebelum musim konstruksi berskala besar yang berlangsung hingga sekarang.[13] Dubai telah menarik perhatian dunia melalui proyek real estat yang inovatif[14] dan ajang olahraga. Hal ini meningkatkan perhatian, bersamaan dengan kepentingannya sebagai hub bisnis dunia, telah juga mengangkat masalah hak asasi manusia mengenai terlibatnya banyak tenaga kerja asing.[15]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama migrationinformation