Ekonomi Jepang | |
---|---|
![]() Pusat keuangan di Tokyo | |
Mata uang | Yen Jepang (JPY) |
Tahun fiskal | 1 April – 31 Maret |
Organisasi perdagangan | APEC, WTO, OECD, G-20, G8 and others |
Statistik | |
PDB | $4.41 triliun (nominal; 2016)[1] |
Pertumbuhan PDB | ![]() |
PDB per kapita | 34.870 (nominal; 2016)[1] (nominal; ke-24 / PPP; ke-23) |
PDB per sektor | pertanian: 1.2%, industri: 27.5%, jasa: 71.4% (2012 est.) |
Inflasi (IHK) | deflation |
Penduduk di bawah garis kemiskinan | 16% (2010)[3] |
Koefisien gini | 38.1 (2002) |
Angkatan kerja | 65.93 juta (2011 est.) |
Angkatan kerja berdasarkan sektor | pertanian: 3.9%, industri: 26.2%, jasa: 69.8% (2010 est.) |
Pengangguran | 3.4% (2015 est.)[4] |
Industri utama | Kendaraan bermotor Peralatan elektronik Peralatan dan permesinan Baja dan logam nonbesi Kapal Kimia Tekstil Makanan proses |
Peringkat kemudahan melakukan bisnis | ke-24[5] |
Eksternal | |
Ekspor | $697 milyar (2013 est.) |
Komoditas ekspor | kendaraan bermotor 13.6%; semikonduktor 6.2%; produk besi dan baja 5.5%; suku cadang kendaraan 4.6%; bahan plastik 3.5%; mesin pembangkit 3.5% |
Tujuan ekspor utama | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Impor | $766.6 milyar (2013 est.) |
Komoditas impor | minyak bumi 15.5%; gas alam cair 5.7%; pakaian 3.9%; semikonduktor 3.5%; batu bara 3.5%; peralatan audio visual 2.7% |
Negara asal impor utama | ![]() ![]() ![]() ![]() |
Modal investasi langsung asing | $1.41 triliun (2013) |
Utang kotor luar negeri | $2,767 triliun (Q3 2014 est.)[8] |
Pembiayaan publik | |
Utang publik | 245.80% PDB (2015 est.)[9] |
Pendapatan | $1,739 triliun (2013 est.) |
Beban | $2,149 triliun (2013 est.) |
Bantuan ekonomi | $9.7 milyar ODA (Feb 2007) |
Peringkat utang | Standard & Poor's:[10] AA- (Domestik) AA- (Luar negeri) AAA (T&C Assessment) Outlook: Stabil[11] Moody's:[11] A1 Outlook: Positif Fitch:[11] A- Outlook: Positif |
Cadangan mata uang asing | US$1,264 triliun (Sep 2014)[12] |
Sumber data utama: CIA World Fact Book |
Ekonomi pasar bebas dan terindustrisasi Jepang merupakan ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Cina dalam istilah paritas daya beli internasional. Ekonominya sangat efisien dan bersaing dalam area yang berhubungan ke perdagangan internasional, tetapi produktivitas lebih rendah di bidang agriklutur, distribusi, dan pelayanan.
Setelah mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia dari 1960-an ke 1980-an, ekonomi Jepang merosot secara drastis pada awal 1990-an, ketika "ekonomi gelembung" jatuh. Persediaan kepemimpinan industri dan teknisi, pekerja yang berpendidikan tinggi dan bekerja keras, tabungan dan invesatasi besar dan promosi intensif pengembangan industri dan perdagangan internasional telah memproduksi ekonomi industri yang matang.
Jepang memiliki sumber daya alam yang rendah, tetapi perdagangan menolongnya mendapatkan sumber daya untuk ekonominya.
Meskipun prospek ekonomi jangka panjang Jepang masih bagus, tetapi sekarang dia berada dalam resesi terburuknya sejak Perang Dunia II. Harga saham dan properti tetap yang turun, menandai akhir dari "ekonomi busa" 1980-an. GDP nyata di Jepang tumbuh rata-rata sekitar 1% antara 1991-98, dibandingkan dengan 1980-an sekitar 4%. Pertumbuhan di Jepang pada dekade ini lebih rendah dari pertumbuhan negara maju lainnya. Jepang memasuki masa resesi pada awal millenia, dimulai oleh resesi di Amerika Serikat, tetapi sejak 2003 telah mulai tumbuh kembali dengan kuat dan pada 2004 menikmati pertumbuhan tertinggi sejak 1990.
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama imf2
|url=
(bantuan). CIA World Factbook. 2015. Diakses tanggal 8 August 2016.[pranala nonaktif permanen]