Festival Film Indonesia ke-34 | |
---|---|
![]() | |
Tanggal | 5 Desember 2014 (Piala Vidia) 6 Desember 2014 (Piala Citra) |
Tempat | Grand Ballroom Aryaduta Hotel (Piala Vidia) Palembang Sports and Convention Center (Piala Citra) Palembang, Sumatera Selatan |
Pembawa acara | Ibnu Jamil, Kenes Andari (Piala Vidia) Steny Agustaf, Indy Barends (Piala Citra) |
Sorotan | |
Film Terbaik | Cahaya dari Timur: Beta Maluku |
Penyutradaraan Terbaik | Adriyanto Dewo Tabula Rasa |
Aktor Terbaik | Chicco Jerikho Cahaya dari Timur: Beta Maluku |
Aktris Terbaik | Dewi Irawan Tabula Rasa |
Penghargaan seumur hidup | Slamet Rahardjo |
Penghargaan terbanyak | Soekarno & Tabula Rasa (4) |
Nominasi terbanyak | Soekarno (13) |
Liputan televisi | |
Saluran | |
Durasi | 120 menit[1] |
Festival Film Indonesia 2014 adalah Festival Film Indonesia yang ke-34, yang digelar di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 6 Desember 2014, setelah satu hari sebelumnya diawali dengan pengumuman pemenang Piala Vidia.[2] Pada tahun ini, penyelenggaraan FFI 2014 mengambil tema Bangga Film Indonesia[3].Tema tersebut dipilih karena dinilai mampu mewakili semangat perubahan menuju iklim perfilman nasional yang lebih baik. Pada tahun ini, total keseluruhan film peserta FFI 2014 mencapai angka 386 judul yang terbagi atas lima kategori yakni, Film Bioskop sebanyak 50 judul, Film Televisi sebanyak 81 judul, Film Pendek sebanyak 138 judul, Film Animasi sebanyak 32 judul, Film Dokumenter sebanyak 85 judul.[4]
Soekarno memimpin dengan perolehan 13 nominasi,[5] diikuti dengan film 3 Nafas Likas dengan 11 nominasi dan Sokola Rimba dengan 9 nominasi. Pada malam penghargaan, Soekarno meraih penghargaan terbanyak, dengan total 4 piala, bersama dengan film Tabula Rasa yang juga memenangkan 4 piala, menjadi dua film yang paling berjaya pada pergelaran Festival Film Indonesia tahun ini. Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, berhasil memenangkan penghargaan Film Terbaik, menjadi hanya film kedua dalam sejarah FFI sebagai pemenang kategori Film Terbaik dengan jumlah kemenangan paling sedikit (total 2 piala), setelah Senyum di Pagi Bulan Desember pada tahun 1975 yang hanya memenangkan kategori Film Terbaik, serta film pertama yang memenangkan kategori Film Terbaik tanpa sutradara filmnya dinominasikan untuk kategori Sutradara Terbaik.[6]