Walaupun Manila yang tepat ditunjuk sebagai ibu kota negara, seluruh Wilayah Ibu Kota Nasional (NCR) merupakan pusat pemerintahan, maka itulah nama suatu daerah. Ini karena wilayah tersebut memiliki banyak lembaga pemerintah nasional selain Istana Malacanang dan beberapa lembaga negara yang berlokasi di ibu kota.[11]
Pasal 3 Undang-Undang Republik No. 11106 menyatakan Bahasa Isyarat Filipina sebagai bahasa isyarat nasional Filipina, yang menyatakan bahwa itu harus diakui, didukung dan dipromosikan sebagai media komunikasi resmi dalam semua transaksi yang melibatkan tunarungu, dan sebagai bahasa pengantar pendidikan tuli.[12][13]
Konstitusi Filipina 1987 menetapkan "Bahasa Spanyol dan Arab akan dipromosikan atas dasar sukarela dan opsional."[14]
Para revolusioner Filipina mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol pada 12 Juni 1898, tetapi Spanyol menyerahkan kepulauan tersebut ke Amerika Serikat seharga $20 juta dalam Perjanjian Paris pada 10 Desember 1898 yang akhirnya mengarah ke Perang Filipina-Amerika.
Filipina, dengan nama resmi Republik Filipina (Filipina: Republika ng Pilipinas; bahasa Inggris: Republic of the Philippines) adalah sebuah negara kepulauan dan negara kesatuan yang bersistem presidensial dengan berbentuk republikkonstitusional di Asia Tenggara, sebelah utara Indonesia, dan timur laut Sabah. Filipina merupakan sebuah negara kepulauan yang terletak di Lingkar Pasifik Barat, negara ini terdiri dari 7.641 pulau. Selama ribuan tahun, warga kepulauan Filipina, dan pekerja keras ini telah mengembangkan sistem cocok tanam padi yang sangat maju, yang menyediakan makanan pokok bagi masyarakatnya.
Filipina adalah negara paling maju di Benua Asia setelah Perang Dunia II, namun sejak saat itu telah tertinggal di belakang negara-negara lain akibat pertumbuhan ekonomi yang lemah, penyitaan kekayaan yang dilakukan pemerintah, korupsi yang luas, dan pengaruh-pengaruh neo-kolonial. Meskipun begitu, saat ini Filipina mengalami pertumbuhan ekonomi yang moderat, yang banyak disumbangkan dari pengiriman uang oleh pekerja-pekerja Filipina di luar negeri, dan sektor teknologi informasi yang sedang tumbuh pesat. Filipina sering kali dianggap sebagai satu-satunya negara di Benua Asia di mana pengaruh budaya Barat terasa sangat kuat.
Masalah-masalah besar negara ini termasuk gerakan separatis Bangsamoro di sebelah selatan Filipina yaitu di region Mindanao, pemberontak-pemberontak dari Tentara Rakyat Baru (New People's Army) yang beraliran komunis di wilayah-wilayah pedesaan, kebijakan-kebijakan pemerintah yang sering tidak konsisten, tingkat kejahatan yang makin meningkat, dan kerusakan lingkungan seperti penebangan hutan, dan polusi laut. Filipina juga mengalami masalah banyaknya penduduk di daerah-daerah perkotaan akibat kurangnya lapangan pekerjaan di wilayah pedesaan, dan tingkat kelahiran yang tinggi.
Filipina adalah negara emerging market dan negara industri baru, perekonomiannya sedang bertransisi dari pertanian ke sektor jasa dan manufaktur. Negara ini adalah anggota pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Perdagangan Dunia, ASEAN, forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik, dan KTT Asia Timur; negara ini adalah anggota Gerakan Non-Blok dan sekutu utama non-NATO Amerika Serikat.
Filipina adalah salah satu negara paling rawan bencana di dunia. Indeks Risiko Dunia (WRI) 2023 menempatkan Filipina pada peringkat satu, dengan resiko negara paling rawan bencana alam tertinggi di dunia. Terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik, negara ini sangat rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi. Selain itu, negara Asia Tenggara ini dilanda 20 angin topan setiap tahunnya. Meski rawan bencana Filipina memiliki beragam sumber daya alam dan tingkat keanekaragaman hayati yang signifikan secara global.
^"East & Southeast Asia :: Philippines". The World Factbook. Washington, DC: Central Intelligence Agency. October 28, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 19, 2015. Diakses tanggal November 7, 2009.
^Calderón, Felipe (1907). Mis memorias sobre la revolución filipina: Segunda etapa, (1898 á 1901). Manila: Imp. de El Renacimiento. hlm. 234, 235; appendix, pp. 5–10.
^Dolan, Ronald E. (1983). Philippines, a country study (edisi ke-4th). Washington, DC: Federal Research Division, Library of Congress. ISBN978-0-8444-0748-7.