Firli Bahuri[1] | |
---|---|
![]() Potret sebagai Ketua KPK | |
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ke-6 | |
Masa jabatan 20 Desember 2019 – 28 Desember 2023 [a] | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil | Alexander Marwata Lili Pintauli Siregar Johanis Tanak Nawawi Pomolango Nurul Ghufron |
Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri | |
Masa jabatan 8 November 2019 – 6 Desember 2019 | |
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan | |
Masa jabatan 20 Juni 2019 – 8 November 2019 | |
Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat | |
Masa jabatan 3 Februari 2017 – 8 April 2018 | |
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah | |
Masa jabatan 12 Desember 2016 – 3 Februari 2017 | |
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Banten | |
Masa jabatan 27 Agustus 2014 – 31 Desember 2015 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 8 November 1963 Lontar, Muara Jaya, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Nonpartisan |
Almamater | Akademi Kepolisian (1990) |
Profesi | Polisi |
Karier militer | |
Pihak | ![]() |
Dinas/cabang | ![]() |
Masa dinas | 1991—2021 |
Pangkat | ![]() |
Satuan | Reserse |
Pertempuran/perang | Operasi Seroja |
![]() ![]() |
Firli Bahuri (lahir 8 November 1963) adalah seorang purnawirawan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang menjabat sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019–2023.[2]
Firli tercatat menjabat sejumlah jabatan penting. Ia pernah menjabat ajudan Wakil Presiden RI Boediono. Ia kemudian menjabat Wakil Kepala Kepolisian Daerah Banten, Karopaminal Divpropam Polri, Kepala Kepolisian Daerah Banten, Karodalops Sops Polri, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, Deputi Penindakan KPK, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan dan terakhir sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri.[3]
Pada 22 November 2023, Firli ditetapkan menjadi tersangka oleh Polda Metro Jaya atas kasus pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Pada 29 Desember 2023 Presiden Joko Widodo secara resmi memberhentikan Firli Bahuri dari jabatannya sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia.[4] Pemberhentian ini berdasarkan pada surat pengunduran diri Firli Bahuri yang diserahkan kepada dewan pengawas etik, keputusan dewan pengawas etik yang menyatakan Firli melanggar etik, dan Pasal 32 UU No. 30 Tahun 2002.[5]
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan