Front Barat | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Dunia I | |||||||
Tentara Britania terluka di Bernafay Wood selama Pertempuran Somme, 19 Juli 1916. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Belgia Italia (dari 1915) Portugal (dari 1916) Kekaisaran Rusia (hingga 1917) Siam (dari 1918) |
Kekaisaran Jerman Austria-Hungaria | ||||||
Kekuatan | |||||||
7.935.000[1] 5.399.563[2] 2.200.000[3] 267.000[4] Total: ~16.000.000 | 13.250.000[1] | ||||||
Korban | |||||||
~7.500.000 Perincian
|
~5.500.000 Perincian
|
Front Barat atau Teater Barat adalah teater perang utama selama Perang Dunia I. Menyusul pecahnya perang pada bulan Agustus 1914, Angkatan Darat Jerman menyerang Front Barat dengan terlebih dahulu menginvasi Luksemburg dan Belgia, kemudian memperoleh penguasaan militer atas daerah industri yang penting di Prancis. Puncak serangan tersebut secara dramatis berubah menjadi Pertempuran Marne. Menyusul perlombaan menuju laut, kedua belah pihak menggali sepanjang garis berkelok-kelok dari parit berbenteng, membentang dari Laut Utara ke Swiss berbatasan dengan Prancis. Garis ini secara esensial tidak berubah pada sebagian besar perang.
Antara tahun 1915 dan 1917 ada beberapa serangan besar di sepanjang front ini. Serangan tersebut menggunakan pengeboman artileri besar-besaran dan memobilisasi gerakan maju infanteri. Namun, kombinasi pertahanan parit, emplasemen senapan mesin, kawat berduri, dan artileri berulang kali menimbulkan korban parah pada penyerang dan pembela serangan balik. Akibatnya, tidak ada kemajuan signifikan yang dibuat. Di antara yang paling mematikan dari serangan-serangan ini adalah Pertempuran Verdun, pada tahun 1916, dengan gabungan 700.000 korban (perkiraan), Pertempuran Somme, juga pada tahun 1916, dengan lebih dari satu juta korban jiwa (perkiraan), dan Pertempuran Passchendaele, pada tahun 1917, dengan sekitar 600.000 korban (perkiraan).
Dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan, kedua belah pihak mencoba teknologi militer baru, termasuk gas beracun, pesawat udara, dan tank. Namun itu terjadi hanya setelah adopsi taktik yang lebih baik sehingga beberapa tingkat mobilitas diperbarui. Serangan Spring Angkatan Darat Jerman tahun 1918 dimungkinkan karena adanya Perjanjian Brest-Litovsk yang menandai berakhirnya konflik di Front Timur. Dengan menggunakan taktik infiltrasi yang baru saja diperkenalkan, tentara Jerman maju hampir 100 kilometer (60 mil) ke barat, yang menandai pergerakan maju terjauh kedua belah pihak sejak 1914 dan sangat hampir berhasil memaksa sebuah terobosan.
Meskipun front ini umumnya bersifat stagnan, teater ini akan terbukti menentukan. Kemajuan yang tak terhindarkan dari tentara Sekutu selama paruh kedua tahun 1918 meyakinkan komandan Jerman bahwa kekalahan tidak dapat dielakkan, dan pemerintah dipaksa untuk menuntut syarat gencatan senjata. Ketentuan perdamaian disepakati dengan ditandatanganinya Perjanjian Versailles pada tahun 1919.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan