Ringkasan kecelakaan | |
---|---|
Tanggal | 7 Maret 2007 |
Ringkasan | Meluncur keluar landasan pacu akibat kelalaian pilot |
Lokasi | Bandar Udara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta, Indonesia 7°47′19″S 110°25′11″E / 7.78861°S 110.41972°E |
Orang dalam pesawat | 140 |
Penumpang | 133 |
Awak | 7 |
Cedera | 112 |
Tewas | 21 |
Selamat | 119 |
Jenis pesawat | Boeing 737-497 |
Operator | Garuda Indonesia |
Registrasi | PK-GZC |
Asal | Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, Jakarta |
Tujuan | Bandar Udara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta |
Garuda Indonesia Penerbangan 200 adalah penerbangan penumpang domestik berjadwal Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Yogyakarta yang mengalami kecelakaan ketika mendarat di Bandar Udara Internasional Adisutjipto pada tanggal 7 Maret 2007. Pesawat Boeing 737-497 yang mengoperasikan penerbangan tersebut meluncur keluar landasan pacu dan berhenti di daerah persawahan yang lokasinya berdekatan dengan ujung landasan pacu, dengan kondisi badan pesawat terbakar. Sebanyak 20 penumpang dan seorang awak kabin tewas, sedangkan 119 penumpang dan awak yang termasuk kedua pilot selamat dalam kecelakaan tersebut.[1] Kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan pesawat Boeing 737 kelima di Indonesia dalam kurun waktu kurang dari enam bulan.[2]
Beberapa tokoh Indonesia juga ikut dalam penerbangan ini antara lain yaitu Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (luka ringan),[3] kriminolog Adrianus Meliala (luka), dan mantan rektor UGM Yogyakarta Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri (meninggal).[4] Pesawat tersebut juga membawa 19 warga negara asing antara lain dari Jepang, Brunei Darussalam dan 8 orang warga Australia yang merupakan rombongan jurnalis yang akan meliput kunjungan Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer di Yogyakarta.[5]
Saksi mata mengatakan api dipicu dari roda depan pesawat yang patah saat mendarat. Dilaporkan pula bahwa badan pesawat terbelah memanjang dari bagian kabin hingga ekor pesawat, sementara salah satu sayap pesawat pecah dan terbelah.[6]
Pesawat yang naas tersebut dibuat pada 19 Oktober 1992 dan telah memiliki total jam terbang 34.112 jam per 31 Oktober 2006.[7] Sebelum dipakai Garuda pada 7 Oktober 2002, pesawat tersebut sudah dipakai oleh sejumlah maskapai penerbangan.