Pasukan Gegana Korps Brimob Polri | |
---|---|
Dibentuk | 27 November 1974 |
Negara | Indonesia |
Tipe | Kesatuan Operasional Khusus Polisi |
Spesialis | Anti-terror, Penjinakan bom, Penanganan Kimia Biologi dan Radioaktif Nuklir (KBRN), Anti-Anarkis, Intelijen, dll |
Kekuatan | 5 detasemen tiap kesatuan |
Bagian dari | Korps Brigade Mobil (Brimob) |
Mabes | Cimanggis, Depok, Jawa Barat |
Julukan | Walet Hitam |
Moto | Setia, Tabah, Waspada |
Ulang tahun | 27 November |
Operasi | Seluruh Indonesia |
Komando | |
Danpas | Brigadir Jenderal Polisi Reza Arief Dewanto, S.I.K. |
Wadanpas | komisaris Besar Polisi |
Pasukan Gegana adalah bagian dari POLRI yang tergabung dalam Brigade Mobil (brimob) yang memiliki kemampuan khusus seperti anti-teror, penjinakan bom, intelijen, anti anarkis, dan penanganan KBR (Kimia, Biologi, Radioaktif).
Dalam perjalanan sejarahnya, Gegana berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai satuan khusus Polri mampu menangani tugas-tugas berkadar tinggi. Beberapa tugas yang telah berhasil dilaksanakan oleh satuan ini antara lain Konflik Aceh, Penangkapan teroris Poso, penjinakan bom, dan lain-lain.
Personel Gegana dalam melaksanakan tugas sering kali tidak diberitahukan identitasnya secara luas untuk menjaga kerahasiaan, keamanan, Keselamatan Pribadi dan keluarga.
Gegana tergabung dalam Pusat Pengendalian Krisis ("Pusdalsis") BNPT yang terdiri dari gabungan antara satuan-satuan khusus, seperti Detasemen Khusus 81 (Penanggulangan Teror) Dari Pilihan khusus Dan Denjaka dari TNI-AL, dan Detasemen Bravo 90 dari TNI AU. Pusdalsis yang terdiri dari gabungan satuan-satuan elit TNI-POLRI ini ditugaskan sebagai pasukan penanganan terror untuk dikirim bila terjadi aktivitas terrorisme seperti Pembajakan pesawat.[1]