![]() Sebuah masjid rubuh akibat gempa | |
Waktu UTC | 2018-08-05 11:46:38 |
---|---|
ISC | 612456510 |
USGS-ANSS | ComCat |
Tanggal setempat | 5 Agustus 2018 |
Waktu setempat | 19:46:38 (WITA) |
Kekuatan | 6.9 Mw[1] 7.0 ML |
Kedalaman | |
Episentrum | 8°17′13″S 116°27′07″E / 8.287°S 116.452°E |
Sesar | Sesar Naik Busur Belakang Flores |
Jenis | Sesar naik |
Wilayah bencana | Bali dan Nusa Tenggara Barat, Indonesia |
Intensitas maks. | VIII (Parah)[2] |
Percepatan puncak | 0.744 g (Data dari Metadata ShakeMap USGS) |
Tsunami | Ya |
Landslides | Ya |
Gempa awal | 6,4 Mw, 29 Juli 2018 22:47:37 (UTC), 05:47:37 WITA |
Gempa susulan | 447 kali[3] 6,2Mw, 9 Agustus 2018 05:25:37 (UTC), 13:25:32 WITA |
Korban | 564 tewas[4] 7,000+ luka-luka[5] 67.875 rumah rusak[4] 468 sekolah rusak[4] 352.793 orang mengungsi[4] |
Gempa bumi Lombok Agustus 2018 adalah sebuah gempa darat berkekuatan 7.0 ML atau 6.9 Mw[6] yang melanda Pulau Lombok, Indonesia pada tanggal 5 Agustus 2018, pukul 19:46 WITA. Pusat gempa berada di 18 km barat laut Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat dengan kedalaman 15 km. Gempa bumi ini merupakan gempa utama dari rangkaian gempa bumi di Pulau Lombok sejak gempa awalan 6,4 Mw akhir Juli lalu. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir peringatan terjadinya tsunami akibat gempa ini.[7]
Pusat gempa terletak di pedalaman, dekat Desa Loloan di Kabupaten Lombok Utara. Patahan patahan tersebut menyebar ke utara dan mencapai laut sehingga menimbulkan tsunami kecil. Guncangan hebat dilaporkan terjadi di seluruh pulau, sedangkan guncangan kuat juga dilaporkan terjadi di pulau tetangga, Bali dan Sumbawa.
Kerusakan luas dilaporkan terjadi di Lombok dan Bali. Para pejabat menyatakan bahwa setidaknya 80% bangunan di Lombok Utara rusak atau hancur. Pasca rangkaian gempa bumi pada bulan Agustus, total 564 orang dipastikan tewas dan lebih dari 7.000 orang terluka. Lebih dari 417.000 orang mengungsi.[8]
Gempa ini merupakan gempa bumi terbesar yang pernah melanda Lombok sepanjang sejarah. Dengan lebih dari 564 korban jiwa, gempa ini juga merupakan gempa bumi paling mematikan di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara sejak Gempa bumi dan tsunami Flores 1992.