Grand-Bassam | |
---|---|
![]() Rumah kolonial di Grand-Bassam | |
Koordinat: 5°12′N 3°44′W / 5.200°N 3.733°W[1] | |
Negara | ![]() |
Distrik | Comoé |
Region | Sud-Comoé |
Departemen | Grand-Bassam |
Luas | |
• Total | 127 km2 (49 sq mi) |
Populasi (2021 census)[3] | |
• Total | 124.567 |
• Kepadatan | 980/km2 (2,500/sq mi) |
• Kota | 74.671[2] |
(2014 census) | |
Zona waktu | UTC+0 |
Nama resmi | Historic town of Grand-Bassam |
Kriteria | Kebudayaan: (iii), (iv) |
Nomor identifikasi | 1322rev |
Pengukuhan | 2012 (Sesi ke-36) |
Luas | 10.989 ha (42,43 sq mi) |
Zona pembatas | 55.239 ha (213,28 sq mi) |
Nama resmi | Grand Bassam |
Ditetapkan | 18 October 2005 |
No. referensi | 1583[4] |
Grand-Bassam adalah sebuah kota di bagian tenggara Pantai Gading, di sebelah timur Abidjan. Grand-Bassam adalah sebuah subperfektur dan pusat dari Departemen Grand-Bassam. Pada abad ke-19, Grand-Bassam merupakan ibukota kolonial Perancis di Pantai Gading. Dikarenakan penataan kota dan arsitektur kolonial di kota ini yang berdampingan dengan desa Suku Nzema yang tradisional, pusat bersejarah Grand-Bassam ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2012.[5]
Pada tahun 2021, populasi penduduk di Grand-Bassam adalah 124.567 jiwa.