Gunung api lumpur atau yang biasa disebut dengan mud volcanoes merupakan sebuah fenomena ekstrusi cairan seperti hidrokarbon dan gas seperti metana. Ekstrusi yang dimaksud disini adalah aktivitas gerakan cairan untuk mencapai permukaan melewati celah-celah batuan. Tidak seperti suhu pada gunung berapi yang mengeluarkan magma, suhu mud volcano ini tentunya lebih rendah. Material yang dikeluarkan mud volcano bersifat seperti butiran sangat halus yang tersuspensi dalam cairan, seperti air atau hidrokarbon. Gas yang diproduksi gunung api lumpur umumnya adalah metana, dengan sedikit kandungan karbondioksida dan nitrogen. Gunung api terbesar memiliki diameter sekitar 10 km dengan tinggi mencapai 700 m. Mud volcano biasanya berasosiasi dengan keberadaan deposit petroleum, zona subduksi dan orogenic belts. Di Indonesia, mud volcano eruption yang masih sering dijadikan bahan perbincangan terdapat di Sidoarjo, Jawa Timur.[1]
Erupsi gunung api lumpur dapat menyebabkan banjir lumpur panas atau kubah lumpur. Istilah ini untuk merujuk formasi yang dibuat oleh cairan dan gas di dalam bumi, meskipun terdapat beberapa proses berbeda yang dapat menyebabkan aktivitas ini. Temperaturnya lebih dingin daripada proses pembentukannya. Struktur terbesar memiliki diameter 10 km dan mencapai tinggi 700 meter.
Sekitar 86% gas yang dilepaskan berupa metana, dengan sedikit karbon dioksida dan nitrogen. Bahan yang dikeluarkan sering berupa tanah yang mengendap dalam cairan yang dapat meliputi air (biasanya asam atau asin) dan cairan hidrokarbon.