Muhammad Husein Mutahar | |
---|---|
![]() H. Mutahar menggunakan baju Pramuka pada tahun 1998 | |
Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci | |
Masa jabatan 1969–1973 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Samarang, Midden Java, Hindia Belanda (sekarang Semarang, Jawa Tengah, Indonesia) | 5 Agustus 1916
Meninggal | 9 Juni 2004 Jakarta, Indonesia | (umur 87)
Makam | Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut[1] |
Kebangsaan | ![]() |
Orang tua | Salim Mutahar (ayah) |
Almamater | |
Pekerjaan | |
Dikenal karena | Pendiri Paskibraka |
Penghargaan sipil | ![]() ![]() |
Nama lain | H. Mutahar |
Suku | Arab-Indonesia |
Karier militer | |
Pihak | ![]() |
Dinas/cabang | ![]() |
Pangkat | ![]() |
Pertempuran/perang | Pertempuran Lima Hari Revolusi Nasional Indonesia |
| |
![]() ![]() |
Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar atau yang lebih dikenal dengan nama H. Mutahar (5 Agustus 1916 – 9 Juni 2004), adalah tokoh negarawan dalam masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Namanya paling dikenal sebagai pendiri Paskibra dan komponis musik Indonesia, terutama untuk kategori lagu nasional dan kepanduan.
Lagu ciptaannya yang populer adalah hymne Syukur (diperkenalkan Januari 1945) dan mars Hari Merdeka (1946).[2] Karya terakhirnya, Dirgahayu Indonesiaku , menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.[2] Lagu kepanduan ciptaannya, antara lain "Gembira", "Tepuk Tangan Silang-silang", "Mari Tepuk", "Slamatlah", "Jangan Putus Asa", "Saat Berpisah", dan "Hymne Pramuka".[3]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama obituari