Ikhwanul Muslimin (bahasa Arab: الاخوان المسلمون "persaudaraan muslimin" atau dalam bahasa Inggris: Muslim Brotherhood) adalah sebuah organisasi Islamis transnasional yang didirikan di Mesir oleh ulama dan guru sekolah, Hassan al-Banna pada tahun 1928.[20] Doktrin-doktrin Al-Banna menyebar ke luar Mesir, menginspirasi gerakan-gerakan serupa, meskipun dengan nama yang berbeda.[21]
Awalnya sebagai gerakan keagamaan, amal dan pan-islamisme, kelompok ini men-dakwah-kan Islam di Mesir, mengajar yang buta huruf, mendirikan rumah sakit dan perusahaan bisnis. Lalu secara perlahan kelompok ini masuk ke dunia politik dengan klaim ingin mengakhiri pemerintahan Inggris. Gerakan ini menyatakan tujuannya adalah untuk mendirikan negara yang diatur dengan Syariat Islam. Slogan terkenalnya adalah: "Islam adalah solusinya".[1]
Kelompok ini menyebar ke negara-negara Muslim lainnya tetapi organisasi terbesarnya, atau salah satu yang terbesar, terdapat di Mesir meskipun ada serangkaian tindakan keras pemerintah sejak tahun 1948 hingga saat ini, dengan dakwaan bahwa mereka merencanakan pembunuhan dan konspirasi.[22] Kelompok ini menjadi kelompok pinggiran dalam politik Dunia Arab hingga Perang Enam Hari pada tahun 1967, ketika Islamisme berhasil menggantikan nasionalisme Arabsekuler yang populer sebelumnya setelah kekalahan Arab yang telak oleh Israel.[23] Gerakan ini saat itu juga didukung oleh Arab Saudi, yang dengannya mereka berbagi musuh bersama seperti komunisme.[24]
Pada awalnya Arab Spring membawakan legaliasi dan kekuatan politik yang substansial pada kelompok ini, namun pada tahun 2013 mereka mengalami penolakan yang keras. Sebelumnya, pada tahun 2011, Ikhwanul Muslimin meraih kemenangan di sejumlah pemilu, termasuk pemilu presiden Mesir tahun 2012, di mana kandidatnya yakni Mohammad Morsi berhasil memenangkannya dengan raihan suara 51,7%. Pemerintahan Morsi pun didukung oleh Presiden Amerika saat itu Barack Obama.[25] Morsi lalu mengubah konstitusi Mesir sehingga memberikan dirinya kekuatan absolut di sana.[26] menunjuk pimpinan teroris sebagai gubernur daerah destinasi wisatawan asing,[27] dan mendorong penerapan Syariat Islam.[28] Tidak lama berselang ekonomi Mesir pun merosot tajam,[29] dan demonstrasi besar-besaran pun pecah.[30] Dengan dibantu oleh militer Mesir, para demonstran pun berhasil melengserkan pemerintahan Morsi. Ikhwanul Muslimin pun dilarang dan dinyatakan sebagai organisasi teroris di Mesir.[31] Meskipun di lain pihak kelompok ini mengklaim sebagai organisasi yang demokratis, cinta damai, dan mengutuk tindakan kekerasan.[32]
^ abGhattas, Kim (9 February 2001). "Profile: Egypt's Muslim Brotherhood". BBC.Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "BBC_profile" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
^R. Halverson, Jeffrey (2010). Theology and Creed in Sunni Islam. New York: Palgrave Macmillan. hlm. 62, 65. ISBN978-0-230-10279-8. Neo-Sufism assumed the basis of a secondary Athari tendency that we find in the thought of Hasan al-Banna and the Muslim Brotherhood... Neo-Sufism... was a major influence on the thought of Hasan al-Banna and the development of the Muslim Brotherhood..
^Chatterjee, Choi (2018). "10: Islamic Fundamentalism in Critical Perspective". The 20th Century: A Retrospective. New York, NY 10017, USA: Routledge. hlm. 253. ISBN978-0-8133-2691-7.