Imperium Belanda Nederlands-koloniale Rijk | |
---|---|
Bendera | |
Peta Imperium kolonial Belanda. Hijau terang: wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda; hijau gelap: wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Perusahaan Hindia Barat Belanda.
| |
Imperium Belanda (bahasa Belanda: Nederlands-koloniale Rijk) adalah wilayah-wilayah yang pernah dikuasai oleh Belanda dari abad ke-17 hingga abad ke-20. Belanda mengikuti jejak Portugal dan Spanyol dalam membangun imperium kolonial seberang lautan. Hal ini turut didukung oleh keterampilan Belanda dalam bidang pelayaran dan perdagangan, serta munculnya gelombang nasionalisme yang menyertai perjuangan mereka dalam meraih kemerdekaan dari Spanyol. Bersama Inggris, Belanda mendirikan jajahan dengan model negara kapitalis tidak langsung yang pengelolaannya diserahkan kepada perusahaan-perusahaan kolonial, yaitu Perusahaan Hindia Timur dan Hindia Barat Belanda. Pada masa ini, penjelajah-penjelajah Belanda seperti Willem Barents, Henry Hudson dan Abel Tasman menemukan wilayah-wilayah baru bagi bangsa Eropa.
Dengan semakin berkembangnya kekuatan angkatan laut Belanda sebagai kekuatan utama pada akhir abad ke-16, Belanda mulai mendominasi perdagangan dunia pada paruh kedua abad ke-17, periode ini dikenal dengan sebutan Zaman Keemasan Belanda. Namun, Belanda harus merelakan koloni-koloninya, beserta statusnya sebagai kekuatan dunia, jatuh ke tangan Inggris dan Prancis setelah Perang Revolusi. Meskipun demikian, wilayah-wilayah seperti Hindia Belanda (sekarang Indonesia) dan Suriname tetap berada di bawah kontrol Belanda hingga runtuhnya imperialisme Eropa pasca-Perang Dunia II. Sejak tahun 1950-an, Belanda masih menguasai negara-negara konstituen yang kemudian membentuk Kerajaan Belanda. Saat ini, negara-negara yang termasuk ke dalam Kerajaan Belanda adalah Belanda, Aruba, Curaçao, dan Sint Maarten.