Penyebaran Virus Nipah | |
---|---|
Struktur dari sebuah Henipavirus | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Penyakit menular |
Penyebab | Virus Nipah (menular melalui kontak langsung).[1] |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | Tidak ada, demam, batuk, sakit kepala, kebingungan[2] |
Komplikasi | Peradangan Otak, kejang[3] |
Awal muncul | 5 hingga 14 hari setelah terpapar.[2] |
Diagnosis | Berdasarkan gejala, dikonfirmasi dari uji laboratorium.[4] |
Tata laksana | |
Pencegahan | Menghindari kontak dengan kelelawar dan babi yang sakit, tidak minum getah kurma mentah.[5] |
Perawatan | Perawatan yang mendukung[3] |
Distribusi dan frekuensi | |
Prevalensi | ~700 kasus pada manusia (1998 sampai Mei 2018)[6][8][7] |
Kematian | ~50 sampai 75% [6][7] |
Infeksi virus Nipah (NiV) adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus Nipah.[3] Gejala dari infeksi nipah bervariasi mulai dari tidak ada gejala sama sekali hingga demam, batuk, sakit kepala, sesak napas, dan kebingungan.[2][3] Jika gejala memburuk pasien akan mengalami koma selama satu sampai dua hari.[2] Juga mengalami komplikasi seperti peradangan otak dan kejang setelah pemulihan.[3]
Virus Nipah sejenis virus RNA dalam genus Henipavirus.[3] Virus ini bisa menyebar antar-manusia yang satu dengan yang lainnya dan dari hewan ke manusia.[3] Penyebaran virus ini biasanya berasal dari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.[1] Virus nipah biasanya bersumber dari kelelawar buah.[3] Diagnosis virus ini berdasarkan pada gejala dan konfirmasi dari uji laboratorium.[4]
Manajemen melibatkan perawatan yang mendukung.[3] Pada 2018 belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk virus ini.[3] Upaya pencegahan virus ini adalah dengan menghindari kontak langsung pada kelelawar dan babi yang sakit dan tidak meminum getah kurma mentah.[5] Hingga Mei 2018 diperkirakan telah terjadi sekitar 700 kasus manusia untuk virus Nipah dan 50 hingga 75 persen dari yang terinfeksi telah meninggal dunia.[6][9][10] Pada Mei 2018, wabah penyakit nipah mengakibatkan 18 kematian di negara bagian Kerala, India.[11][12]
Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1998 saat terjadinya wabah di Malaysia sementara itu virus ini diisolasi pada tahun 1999.[3][13][14] Nama virus ini berasal dari sebuah desa di Malaysia, Sungai Nipah.[14] Virus ini juga diketahui menginfeksi babi dan untuk menghentikan penyebaran penyakit jutaan orang terbunuh pada tahun 1999.[3][14]
112 kasus sejak Oktober 2013