Invasi Grenada | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Dingin | |||||||
![]() Pasukan payung Amerika Serikat menuju ke Grenada. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
![]() ![]() Didukung oleh : ![]() |
![]() ![]() Didukung Oleh: ![]() ![]() | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() | ||||||
Kekuatan | |||||||
7.300 8 Tank 70 Pesawat |
Grenada: 1.300 Kuba: sekitar 784 (kebanyakan insinyur militer)[1] Uni Soviet : 52 Pasukan, 12 APC Korea Utara : 24 Pasukan | ||||||
Korban | |||||||
19 Tewas 116 Terluka[2] 9 Helikopter |
Grenada: 45 tewas dan 358 terluka. Kuba: 24 tewas, 59 terluka, 638 ditangkap.[3] Uni Soviet : 1 Tewas, 2 Terluka | ||||||
24 Warga Sipil Tewas |
Invasi Grenada, dinamai Operasi Urgent Fury, adalah invasi Amerika Serikat dan sekutunya di Karibia ke Grenada sebagai respon dari deposisi dan eksekusi perdana Menteri Grenada, Maurice Bishop. Pada 25 Oktober 1983, Amerika Serikat, Saint Vincent dan Grenadines, Dominika, Barbados, Antigua dan Barbuda, Saint Lucia, dan Jamaika mendarat di Grenada, menaklukan perlawanan Grenada dan Kuba, lalu menurunkan pemerintahan militer Hudson Austin.