Artikel ini adalah bagian dari seri |
Agama asli Nusantara |
---|
Sumatra |
Ugamo Malim • Pemena • Arat Sabulungan • Fanömba adu • Melayu |
Jawa |
Sunda Wiwitan (Madraisme & Buhun) • Kapitayan • Kejawen • Hindu Jawa • Saminisme |
Nusa Tenggara |
Hindu Bali • Halaika • Wetu Telu • Marapu • Jingi Tiu • Koda Kirin |
Kalimantan |
Kaharingan • Momolianisme • Bungan |
Sulawesi |
Aluk Todolo • Tolotang • Tonaas Walian • Adat Musi • Masade • Hindu Sulawesi |
Maluku dan Papua |
Naurus • Wor • Asmat |
Organisasi |
Portal «Agama» |
Jingi Tiu atau Jingi ti au merupakan agama asli dari suku Sabu yang juga dikenal sebagai Savu, Sawu, atau Hawu yang berasal dari Rai Hawu,[1] Kabupaten Sabu Raijua, Pulau Sabu di provinsi Nusa Tenggara Timur. Kepercayaan Jingitiu meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di Rai Wawa atau dunia bawah ini yaitu berupa manusia, langit, tumbuh-tumbuhan, laut, hewan, bumi secara tidak langsung berasal dari tuhan yang mereka sebut sebagai Deo Ama yang berarti Dewata/Elohim/Allah Bapa. Deo Ama adalah Sang Pencipta yang berada jauh dari kehidupan sehari-hari. Deo Ama merupakan entitas tertinggi dan dihormati bagi Suku Sabu. Oleh karena itu, tidak ada aturan sesaji yang dipersembahkan kepada Deo Ama dan namanya tidak boleh disebut bagi Suku Sabu. Adapun Deo Ama memiliki nama lain seperti Deo Woro Deo Penynyi yang artinya ELOHIM/ALLAH/DEWATA Mengumpulkan dan Menciptakan, dan kata TUHAN dalam li Hawu yakni MURI artinya "HIDUP" / YANG HIDUP.[2]