Konten dan perspektif penulisan artikel ini tidak menggambarkan wawasan global pada subjeknya. |
Jurnalisme pacuan kuda adalah jurnalisme yang membingkai pemilu tak ubahnya liputan pacuan kuda (horse race coverage).[1][2] Dalam pacuan kuda, seekor kuda bukan dinilai berdasarkan kecepatan atau keterampilan absolutnya, tetapi didasarkan atas perbandingan dengan kuda lainnya, terutama berdasarkan kemenangan dan kerugian.[2]
Dalam jurnalisme pacuan kuda, media menghadirkan liputan aksi saling serang secara verbal di antara pendukung masing-masing kontestan untuk meramaikan perlombaan. Liputan ini tak ubahnya sedang menonton pacuan kuda.[1] Media mereduksi kompleksitas persoalan dalam kontestasi politik hanya menjadi siapa yang menjadi pihak yang menang dan siapa pula sosok yang bakal menjelma sebagai pecundang.[3]