Kabupaten Bengkulu Selatan | |
---|---|
Motto: ' 'Sekundang Setungguan | |
Koordinat: 4°21′00″S 103°02′00″E / 4.35°S 103.03333°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Bengkulu |
Tanggal berdiri | 26 Juni 1959[1] |
Dasar hukum | UU Nomor 28 Tahun 1959[1] |
Hari jadi | 8 Maret 1949 |
Ibu kota | Kota Manna |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Gusnan Mulyadi[2] |
• Wakil Bupati | Rifai Tajudin[3] |
• Sekretaris Daerah | Sukarni |
Luas | |
• Total | 1.186,70 km2 (458,19 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 176.459 |
• Kepadatan | 150/km2 (390/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Melayu, dan lain-lain. |
• IPM | 74,53 (2024) tinggi [6] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0739 |
Pelat kendaraan | BD |
Kode Kemendagri | 17.01 |
APBD | Rp 814.780.000.000-(2015) |
DAU | Rp 579.298.669.000,- (2020) |
Situs web | www |
Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebuah kabupaten di provinsi Bengkulu, Indonesia. Ibu kota Bengkulu Selatan berada di kecamatan Kota Manna. Kabupaten Bengkulu Selatan berdiri berdasarkan Keputusan Gubernur Militer Daerah Militer Istimewa Sumatera Selatan pada tanggal 8 Maret 1949 Nomor GB/27/1949 tentang pengangkatan Baksir sebagai Bupati Bengkulu Selatan (sebelumnya bernama kabupaten Manna Kaur 1945–1948 dan kabupaten Seluma Manna Kaur 1948–1949). Pada perkembangan selanjutnya dikuatkan dengan Surat Keputusan Presiden RI tanggal 14 November 1956 dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1956 (Tambahan Lembaran Negara 109).
Berdasarkan kesepakatan masyarakat tanggal 7 Juni 2005, dikuatkan oleh Perda No. 20 tanggal 31 Desember 2005 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah No. 13 Tanggal 2 Januari 2006 Seri C maka tanggal 8 Maret ditetapkan sebagai hari jadi kabupaten Bengkulu Selatan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 kabupaten Bengkulu Selatan mengalami pemekaran wilayah menjadi Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma.
Pada pertengahan 2024, jumlah penduduk Bengkulu Selatan sebanyak 176.459 jiwa.[5][4] Bahasa daerah di kabupaten Bengkulu Selatan adalah bahasa Melayu Tengah yang terdiri dari dua dialek yaitu dialek Besemah yang menjadi bahasa ibu suku Basemah dan dialek Serawai yang menjadi bahasa ibu suku Serawai. Dialek Besemah Dituturkan dari muara Sungai Kedurang sampai dengan perbatasan kabupaten Kaur, sedangkan dialek Serawai mayoritas digunakan di kabupaten ini.