Kabupaten Pakpak Bharat | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Surat Batak Pakpak | ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲ ᯅᯒᯗ᯲ |
Motto: Bage ate rejekki bage tennah mo sodip - Njuah-njuah (Batak Pakpak) Selaras antara hati, jiwa, pikiran, dan perbuatan - Salam! | |
Koordinat: 2°34′00″N 98°17′00″E / 2.56667°N 98.28333°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Utara |
Tanggal berdiri | 25 Februari 2003 |
Dasar hukum | UU No.9 Tahun 2003 |
Ibu kota | Salak |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Franc Bernhard Tumanggor |
• Wakil Bupati | H. Mutsyuhito Solin[1] |
• Sekretaris Daerah | Jalan Berutu |
Luas | |
• Total | 1.218,3 km2 (470,4 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 57.152 |
• Kepadatan | 47/km2 (120/sq mi) |
Demografi | |
• Agama |
|
• Bahasa |
|
• IPM | 73,09 (2024) tinggi [5] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0627 |
Pelat kendaraan | BB |
Kode Kemendagri | 12.15 |
APBD | Rp 601.220.000.000,- (2024)[6] |
PAD | Rp 21.050.000.000,- (2024)[6] |
DAU | Rp 348.655.826.000,- (2024)[7] |
DAK | Rp 136.411.814.000,- (2024)[8] |
Situs web | www |
Kabupaten Pakpak Bharat (Surat Batak: ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲ ᯅᯒᯗ᯲) adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Kecamatan Salak. Pakpak Bharat terletak di kaki Pegunungan Bukit Barisan. Kegiatan perekonomian terfokus pada pertanian dan perkebunan. Kabupaten Pakpak Bharat memiliki jumlah penduduk paling sedikit di Provinsi Sumatera Utara.
Kabupaten Pakpak Bharat terbentuk pada tanggal 28 Juli 2003 dan merupakan hasil dari pemekaran Kabupaten Dairi. Etnis yang mendiami kabupaten ini pada umumnya adalah Suku Pakpak, yakni salah satu kelompok etnik Batak. Walaupun sering dikaitkan dengan suku Batak lainnya, orang-orang Pakpak mempunyai versi sendiri tentang asal-usulnya. Keberadaan orang-orang Simbelo, Simbacang, Siratak, dan Purbaji yang dianggap telah mendiami daerah Pakpak sebelum kedatangan orang-orang Pakpak. Penduduk awal daerah Pakpak adalah orang-orang yang bernama Simargaru, Simorgarorgar, Sirumumpur, Silimbiu, Similang-ilang, dan Purbaji. Dalam lapiken laklak[butuh rujukan] (buku berbahan kulit kayu), disebutkan penduduk pertama daerah Pakpak adalah pendatang dari India yang memakai rakit kayu besar yang terdampar di Barus. Persebaran orang-orang Pakpak Boang dari daerah Aceh Singkil ke daerah Simsim, Keppas, dan Pegagan.
Terdamparnya armada dari India Selatan di pesisir barat Sumatra, tepatnya di Barus, yang kemudian berasimilasi dengan penduduk setempat.
Berdasarkan sumber tutur serta sejumlah nama marga Pakpak yang mengandung unsur keindiaan (Lingga, Maha, dan Maharaja), boleh jadi di masa lalu memang pernah terjadi kontak antara penduduk pribumi Pakpak dengan para pendatang dari India.[9]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama DUKCAPIL