Kabupaten Solok Selatan | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Jawi Minang | سولوق سلاتان |
• Alfabet Minang | Solok Salatan |
Motto: Sarantau sasurambi (Minang) Satu kawasan, satu pekarangan | |
Koordinat: 1°14′00″S 101°25′01″E / 1.2333°S 101.417°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Barat |
Tanggal berdiri | 18 Desember 2003[1] |
Dasar hukum | UU Nomor 38 Tahun 2003[1] |
Ibu kota | Padang Aro |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Khairunas |
• Wakil Bupati | Yulian Efi |
• Sekretaris Daerah | Syamsurizaldi |
Luas | |
• Total | 3.346,20 km2 (1,291,98 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 188.649 |
• Kepadatan | 56/km2 (150/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,17% Kristen 0,82% - Protestan 0,72% - Katolik 0,10% Lainnya 0,01%[3] |
• IPM | 69,23 (2021) sedang[4] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Pelat kendaraan | BA xxxx Y** |
Kode Kemendagri | 13.11 |
DAU | Rp 499.452.380.000,- (2020)[5] |
Situs web | www |
Kabupaten Solok Selatan adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di bagian selatan Provinsi Sumatera Barat, Indonesia dekat dengan Gunung Kerinci. Kabupaten ini resmi dimekarkan dari Kabupaten Solok pada tahun 2004 mencakup wilayah seluas 3.346,20 km². Secara administratif, kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi di sebelah selatan dan dikelilingi oleh tiga kabupaten lain di Sumatera Barat dari barat ke timur: Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, dan Kabupaten Dharmasraya. Pusat pemerintahannya terletak di Padang Aro, sekitar 161 km dari pusat Kota Padang.
Meskipun baru diresmikan pada tahun 2004, bersama dengan Kabupaten Pasaman Barat dan Dharmasraya, wacana pembentukan kabupaten yang meliputi sebagian wilayah Solok Selatan saat ini telah ada sejak tahun 1950-an. Wilayahnya mencakup kaki pegunungan Bukit Barisan di barat dan dataran rendah yang lebih luas di Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021 mencatat penduduk kabupaten Solok Selatan berjumlah 182.027 jiwa (2020).[2][6]
Saat ini Solok Selatan dihadapkan dengan permasalahan lingkungan yang kompleks. Praktik penebangan liar di kawasan hutan dan penambangan emas ilegal di sepanjang aliran Batang Hari dan Batang Sangir secara besar-besaran masih terus terjadi.[7][8]