Kampanye Guadalcanal

Kampanye Guadalcanal
Bagian dari Kampanye Kepulauan Solomon di Teater Pasifik Perang Dunia II

Marinir Amerika Serikat beristirahat di lapangan selama kampanye Guadalcanal.
Tanggal7 Agustus 194 – 9 Februari 1943
(6 bulan dan 2 hari)
LokasiGuadalcanal, Kepulauan Solomon Britania
9°26′44″S 160°01′13″E / 9.44556°S 160.02028°E / -9.44556; 160.02028
Hasil Kemenangan Sekutu
Pihak terlibat
 Amerika Serikat
 Australia
 Britania Raya
 • Kepulauan Solomon[1]
 • Fiji[2]
 • Tonga[3]
 Selandia Baru
 Jepang
Tokoh dan pemimpin
Angkatan Laut AS:
Robert L. Ghormley
William F. Halsey Jr.
Richmond K. Turner
Frank J. Fletcher
Korps Marinir AS:
Alexander A. Vandegrift
William H. Rupertus
Merritt A. Edson
Angkatan Darat AS:
Alexander M. Patch
Penjaga Pantai AS:
Russell R. Waesche
Angkatan Laut:
Isoroku Yamamoto
Hiroaki Abe
Nobutake Kondō
Nishizo Tsukahara
Takeo Kurita
Jinichi Kusaka
Shōji Nishimura
Gunichi Mikawa
Raizō Tanaka
Angkatan Darat:
Hitoshi Imamura
Harukichi Hyakutake
Kekuatan
60.000+ orang (pasukan darat)[4] 36.200 orang (pasukan darat)[5]
Korban
7.100 tewas[6]
7.789+ terluka[7]
4 ditangkap
29 kapal hilang termasuk 2 kapal induk, 6 kapal penjelajah berat, 2 kapal penjelajah ringan dan 17 kapal perusak.
615 pesawat hilang[8]

Angkatan Darat: 19.200 orang tewas, 8.500 di antaranya tewas dalam pertempuran[9]

1.000 ditangkap
38 kapal hilang termasuk 1 kapal induk ringan, 2 kapal perang, 3 kapal penjelajah berat, 1 kapal penjelajah ringan dan 11 kapal perusak.
683 pesawat hilang[10][11]
10.652 dievakuasi

Kampanye Guadalkanal atau dikenal sebagai Pertempuran Guadalkanal (sandi Sekutu: Operasi Watchtower) adalah kampanye militer yang berlangsung dari 7 Agustus 1942 hingga 9 Februari 1943 di Pulau Guadalkanal dan sekitarnya, dan merupakan bagian dari medan Perang Pasifik Perang Dunia II. Pertempuran berlangsung sengit di darat, laut, dan udara, serta merupakan ofensif besar pertama yang dilancarkan Sekutu terhadap Kekaisaran Jepang.[12]

Pada tanggal 7 Agustus 1942, pasukan Sekutu yang didominasi oleh Amerika Serikat mendarat di Pulau Guadalkanal, Pulau Tulagi, dan Pulau Florida yang berada di selatan Kepulauan Solomon. Pendaratan ini bertujuan merebut pulau-pulau tersebut yang akan digunakan Jepang sebagai pangkalan untuk mengancam rute logistik antara Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru. Sekutu juga bermaksud menggunakan Guadalkanal dan Tulagi sebagai pangkalan Sekutu untuk mendukung kampanye militer yang bertujuan akhir merebut atau menetralisir pangkalan militer utama Jepang di Rabaul, Britania Baru. Kekuatan tentara Sekutu berada jauh di atas kekuatan Jepang yang menduduki Guadalkanal, Tulagi, dan Florida sejak Mei 1942. Sekutu berhasil merebut Tulagi dan Florida, serta sebuah lapangan terbang yang sedang dibangun Jepang di Guadalkanal (kemudian diberi nama Lapangan Udara Henderson).

Jepang yang terkejut oleh serangan Sekutu, berulang kali berusaha merebut kembali Lapangan Udara Henderson dari tangan Marinir Amerika Serikat antara bulan Agustus dan November 1942. Pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat dikerahkan untuk ikut mempertahankan Lapangan Udara Henderson pada bulan Oktober. Tiga pertempuran darat, lima pertempuran laut, semuanya dalam skala besar, dan pertempuran udara yang berlangsung terus menerus dan terjadi hampir setiap hari, akhirnya berpuncak pada Pertempuran Laut Guadalkanal yang menentukan pada awal November 1942. Jepang berhasil dikalahkan dalam usaha terakhirnya mendaratkan cukup tentara untuk merebut kembali Lapangan Udara Henderson. Pada Desember 1942, Jepang membatalkan semua usahanya untuk mengambil alih Guadalkanal. Pulau Guadalkanal akhirnya diserahkan kepada Sekutu. Pasukan Jepang yang tersisa selesai dievakuasi pada 7 Februari 1943 di tengah serangan Korps XIV Angkatan Darat Amerika Serikat.

Kampanye Guadalkanal merupakan kemenangan persenjataan gabungan atas Jepang yang penting secara strategis di mandala Perang Pasifik. Jepang telah mencapai titik balik dalam ekspansi wilayah di Pasifik, dan Guadalkanal menandai transisi strategi Sekutu dalam Perang Pasifik, dari operasi-operasi defensif menjadi ofensif strategis, serta dimulainya operasi-operasi ofensif terhadap Jepang yang berakhir dengan kapitulasi Jepang dan berakhirnya Perang Dunia II.

  1. ^ Zimmerman documents the participation by native Solomon Islanders in the campaign at pp. 173–175.
  2. ^ Jersey, pp. 356–358. Assisting the Americans in the latter stages of campaign were Fijian commandos led by officers and non-commissioned officers from the New Zealand Expeditionary Force.
  3. ^ Garamone, Jim (9 November 2010). "Mullen Thanks Tonga for Steadfast Support". U.S. Navy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2016. Diakses tanggal 9 January 2018. 
  4. ^ Frank, pp. 57, 619–621; Rottman, p. 64. Approximately 20,000 U.S. Marines and 40,000 U.S. Army troops were deployed on Guadalcanal at different times during the campaign. Figures for other the Allies are not included.
  5. ^ Rottman, p. 65. 31,400 Imperial Japanese Army troops and 4,800 men of the Imperial Japanese Navy were deployed to Guadalcanal during the campaign. Jersey states that 50,000 Japanese army and navy troops were sent to Guadalcanal and that most of the original naval garrison of 1,000–2,000 men was successfully evacuated in November and December 1942 by Tokyo Express warships (Jersey, pp. 348–350).
  6. ^ Tucker 2014, hlm. 213
  7. ^ The USMC History Division states that the US ground forces (Army and Marine Corps) suffered 4,709 total wounded. Marine air units add another 127 to this figure. Frank notes that the Bureau of Personnel, World War II Casualty List, Books 2 and 3, Naval Historical Center, Washington, D.C. lists US Navy wounded over the course of the campaign as 2,953, (Frank, p. 644) but this number appears to be an understatement.
  8. ^ Frank, pp. 598–618; and Lundstrom, p. 456. 85 Australians were killed in the Battle of Savo Island. Total Solomon Islander deaths are unknown. Most of the rest, if not all, of those killed were American. Numbers include personnel killed by all causes including combat, disease, and accidents. Losses include 1,768 dead (ground), 4,911 dead (naval), and 420 dead (aircrew). Four U.S. aircrew were captured by the Japanese during the Battle of the Santa Cruz Islands and survived their captivity. An unknown number of other U.S. ground, naval, and aircrew personnel were, according to Japanese records, captured by Japanese forces during the campaign but did not survive their captivity and the dates and manners of most of their deaths are unknown (Jersey, pp. 346, 449). Captured Japanese documents revealed that two captured Marine scouts had been tied to trees and then vivisected while still alive and conscious by an army surgeon as a medical demonstration (Clemens, p. 295). Ships sunk includes both warships and "large" auxiliaries. Aircraft destroyed includes both combat and operational losses.
  9. ^ Cowdrey (1994) p. 71: "Of the 19,200 dead, only 8,500 were 'killed in actual combat,' the majority perishing by malnutrition, malaria, diarrhea, and beriberi." Naval personnel deaths both on land and at sea are not included.
  10. ^ "Title". www.combinedfleet.com. 
  11. ^ Frank, pp. 598–618; Shaw, p. 52; and Rottman, p. 65. Numbers include personnel killed by all causes including combat, disease, and accidents. Losses include 24,600–25,600 dead (ground), 3,543 dead (naval), and 2,300 dead (aircrew). Most of the captured personnel were Korean slave laborers assigned to Japanese naval construction units. Ships sunk includes warships and "large" auxiliaries. Aircraft destroyed includes both combat and operational losses.
  12. ^ Keegan, John (1989). The Second World War. Glenfield, Auckland 10, New Zealand: Hutchinson. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne