Sebagian besar sumber pengetahuan yang tersedia bagi orang Kristen mula-mula terhubung dengan pandangan dunia pagan. Ada berbagai pendapat tentang bagaimana Kekristenan harus memandang pembelajaran pagan, yang mencakup gagasannya tentang alam. Misalnya, di antara para pengajar Kristen mula-mula, Tertullian (sekitar tahun 160–220) memiliki pendapat yang umumnya negatif tentang filsafat Yunani Kuno, sementara Origen (sekitar tahun 185–254) menganggapnya jauh lebih positif dan mengharuskan murid-muridnya untuk membaca hampir setiap karya yang tersedia bagi mereka.[1]
Secara historis, Kekristenan sering menjadi penyokong ilmu pengetahuan. Ini telah berkembang pesat dalam pembangunan sekolah, universitas, dan rumah sakit, dan banyak rohaniwan yang telah aktif dalam ilmu pengetahuan. Para sejarawan ilmu pengetahuan seperti Pierre Duhem memuji ahli matematika dan filsuf Katolik abad pertengahan seperti John Buridan, Nicole Oresme, dan Roger Bacon sebagai pendiri ilmu pengetahuan modern.[2] Duhem menyimpulkan bahwa "mekanika dan fisika yang pada zaman modern dengan benar-benar bangganya dapat melanjutkan, melalui serangkaian perbaikan yang nyaris tak terlihat, dari doktrin-doktrin yang diakui di jantung sekolah-sekolah abad pertengahan."[3]