Kekristenan di Tiongkok memiliki sejarah yang dapat dirunut ke dinasti Tang (abad ke-8). Kekristenan di negeri Tiongkok ini terdiri dari Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan sejumlah kecil orang-orang Kristen Ortodoks. Meskipun garis keturunan di Tiongkok kuno menganut agama institusional Taoisme dan Buddha Mahayana, serta sistem sosial dan ideologi Konfusianisme, Kristen telah ada di Tiongkok setidaknya sejak abad ketujuh dan telah berpengaruh dalam 200 tahun terakhir.[1][2]
Pertumbuhan ini menjadi sangat signifikan sejak melonggarnya pembatasan beragama oleh Republik Rakyat Tiongkok sejak reformasi ekonomi pada akhir tahun 1970. Praktik beragama masih sering dikontrol ketat oleh pemerintah. Penduduk Tiongkok di atas usia 18 di RRT diizinkan untuk terlibat dengan perhimpunan resmi yang telah disetujui melalui "China Christian Council", "Gerakan Patriotik Tiga-Mandiri" atau "Perhimpunan Patriotik Katolik".[3] Banyak orang Kristen Tiongkok juga bertemu di rumah pertemuan gereja yang tidak terdaftar. Laporan penganiayaan sporadis terhadap orang Kristen di daratan Tiongkok telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat luar.[4] Menurut sebuah survei yang diterbitkan pada tahun 2010, ada 33 juta orang Kristen di Tiongkok, termasuk 30 juta Protestan dan 3 juta umat Katolik.[5]